Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-sh/2015/02/18 |
|
Rabu, 18 Februari 2015
|
|
Judul: Kaya atau miskin? Perumpamaan ini merupakan jawaban Yesus atas permintaan seseorang agar Yesus membela dia mengenai harta warisan. Yesus menolak permintaan itu, sebaliknya mengingatkan bahwa keterikatan pada harta kekayaan itu berbahaya (15; bdk. 1Tim. 6:9-10). Yesus menyebut orang kaya tersebut bodoh. Pertama, karena ia mengira kekayaannya itu segala-galanya. Bahwa hidupnya terjamin dengan adanya gandum melimpah di lumbungnya. Padahal, Yesus di kesempatan lain sudah mengingatkan bahwa menimbun harta di dunia itu sia-sia (Mat. 6:19). Malah kebanyakan harta menimbulkan rasa was-was dan khawatir akan kehilangan. Bahkan ada orang yang selalu merasa tidak cukup dengan kelimpahan yang sudah dimiliki. Seperti komentar dari mulut seorang hartawan terkenal di dunia modern, bahwa ia akan merasa cukup kalau ia bisa mendapat sedikit lebih lagi dari kekayaan yang ia miliki sekarang! Kedua, karena di hadapan Allah orang kaya itu miskin! Hidupnya hanya berfokus pada hartanya, sebenarnya pada diri sendiri. Ia tidak pernah berpikir sedikitpun bahwa Allah akan meminta pertanggungjawaban atas hidupnya. Ia tidak pernah mengumpulkan harta di surga (bdk. Mat. 6:20). Harta dunianya tidak bisa dia bawa ke surga. Orang lain pun tidak pernah merasakan berkat karena kekayaannya itu, kecuali setelah ia mati. Dengan kata lain, ia dikatakan miskin karena hidupnya tidak berguna di mata Allah. Kaya di hadapan Allah ialah merasa cukup karena anugerah-Nya. Sehingga ia sanggup memberi kepada mereka yang membutuhkan. Sebaliknya, walaupun harta banyak, tetapi tidak mampu memberi itu tandanya miskin. Jadi, Anda kaya atau miskin? Diskusi renungan ini di Facebook:
Mari memberkati para hamba Tuhan dan narapidana di banyak daerah
|
|
© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org |