Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-sh/2008/02/19 |
|
Selasa, 19 Februari 2008
|
|
Judul : Yesus Gembala yang baik Dalam hidup yang penuh tantangan dan mara bahaya, betapa melegakan jika kita mendengar suara Yesus yang menyatakan "Akulah gembala yang baik" (ayat 11). Penyataan Yesus itu mau menunjukkan bahwa Yesus bukan hanya gembala yang melindungi domba-domba-Nya, tetapi Ia rela "memberikan nyawa bagi kepentingan domba-domba." Ini dikontraskan dengan "orang upahan" yang hanya mencari keselamatan sendiri saja. Orang upahan adalah hal yang umum di Palestina. Mereka dibayar untuk tugas menggembalakan dan tentunya juga diharapkan oleh pemilik domba untuk bisa menggembalakan dengan baik termasuk berjuang menghalau binatang buas (ayat 12). Namun karena ia bukan pemilik domba-domba, ia tidak mempunyai hubungan yang intim dengan domba-domba. Sebab itu ketika melihat "serigala" datang, ia akan lari menyelamatkan dirinya sendiri dan membiarkan domba-domba diterkam dan tercerai berai. Orang upahan gagal menjalankan tugasnya ketika menghadapi bahaya. Sebaliknya gembala sejati akan memelihara domba-dombanya dengan taruhan nyawa. Ia rela kehilangan hidupnya sendiri demi mempertahankan hidup kawanan dombanya. Daud adalah contoh gembala yang baik, yang siap menyabung nyawa demi menyelamatkan domba-dombanya dari cengkeraman binatang buas (ayat 1Sam. 17:35). Yesus sebagai gembala yang baik rela memberikan nyawa-Nya bagi domba-domba-Nya (ayat 15b). Ia rela mati di kayu salib supaya yang percaya kepada-Nya mempunyai hidup. Pengorbanan Yesus bukanlah suatu akhir karena Ia akan menerimanya kembali (ayat 17). Pengorbanan Yesus juga berdasarkan tindakan bebas Yesus dan bukan sebagai korban situasi (ayat 18). Yesus memiliki kuasa untuk tidak mengorbankan nyawa-Nya, tetapi dengan sukarela Ia telah memilih untuk mengorbankan nyawa-Nya demi kepentingan umat-Nya. Adakah kita sungguh bersyukur atas pengorbanan Sang Gembala yang baik yang telah menyelamatkan kita?
Mari memberkati para hamba Tuhan dan narapidana di banyak daerah
|
|
© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org |