Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-sh/2012/02/19 |
|
Minggu, 19 Februari 2012
|
|
Judul: Kritik terhadap ibadah yang salah Apa tuduhan Allah? Umat Tuhan telah melakukan ibadah mereka tanpa pengenalan yang benar. Yaitu, apa yang Allah kehendaki dan yang Ia tidak perkenan. Allah tidak berkenan pada persembahan kurban mereka karena mereka salah mengerti Allah (8-13). Mereka menganggap sepertinya Allah membutuhkan kurban untuk memuaskan diri-Nya. Padahal semua yang mereka persembahkan adalah milik Allah. Yang Allah kehendaki adalah persembahan syukur (14-15). Seharusnya mereka bersyukur karena kebaikan dan pertolongan-Nya. Persembahan kurban mereka pasti diterima Tuhan kalau keluar dari hati yang bersyukur! Allah tambah tidak berkenan kepada persembahan mereka karena motivasi mereka yang salah. Mereka seakan-akan menganggap ibadah kurban mereka akan menutup mata Allah dari perbuatan dosa mereka. Celaan yang keras ditujukan kepada umat yang hidupnya jauh dari kebenaran dan keadilan (18-20). Sehari-harinya mereka seakan bergaul dengan Allah dan firman-Nya, tetapi mereka sebenarnya pemberontak (16-17). Maka bagian penutup mazmur ini adalah peringatan keras (21-22) yang diimbangi dengan janji berkat (23). Ibadah sejati keluar dari hati yang bersyukur karena mengalami kebaikan Tuhan. Ibadah sejati diwujudkan bukan sekadar berupa persembahan kurban atau persembahan uang/harta, tetapi berupa perubahan hidup yang semakin kudus, semakin benar dan adil, semakin memuliakan Tuhan. Apakah Anda sudah beribadah dengan pemahaman benar dan dengan perbuatan yang selaras? Diskusi renungan ini di Facebook:
Mari memberkati para hamba Tuhan dan narapidana di banyak daerah
|
|
© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org |