Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-sh/2022/02/19 |
|
Sabtu, 19 Februari 2022 (Minggu ke-6 sesudah Epifani)
|
|
Bukti seorang anak mendengarkan orang tuanya adalah dengan melakukan apa yang diperintahkan oleh orang tuanya. Tetapi sebaliknya, jika seorang anak melanggar apa yang telah diperintahkan orang tuanya, itu berarti bahwa ia tidak mendengarkan perintah orang tuanya. Jika diberi pilihan, maka tentu semua orang tua ingin agar anak-anak mereka mendengarkan semua nasihat mereka. Allah pun menginginkan umat yang dikasihi-Nya mendengarkan-Nya. Mari kita perhatikan ayat 24: "Apabila kamu sungguh-sungguh mendengarkan Aku, ...", kemudian dikontraskan dengan ayat 27: "Tetapi apabila kamu tidak mendengarkan perintah-Ku ...". Dari kedua ayat itu terlihat jelas bahwa inti dari semua yang Allah inginkan adalah agar umat-Nya mendengarkan Dia. Jika mereka sungguh-sungguh mengasihi Allah, tentu mereka akan mendengarkan dan melakukan apa yang Allah perintahkan. Dengan kata lain, sesungguhnya Allah sedang mengingatkan sekaligus menguji kesetiaan mereka terhadap ketetapan-ketetapan dan perjanjian-Nya. Bukankah kita juga termasuk di dalamnya? Sebagai umat yang dikasihi-Nya, Allah ingin supaya kita mendengarkan suara dan isi hati-Nya. Sekali lagi, Allah mengingatkan kita akan ketetapan-ketetapan dan perjanjian-Nya. Jika kita mendengarkan suara-Nya dan melakukan segala perintah-Nya dengan setia, maka Allah akan memberkati kita. Begitu pula sebaliknya, jika kita tidak melakukan segala perintah-Nya dengan setia, maka segala kutuk akan menghampiri hidup kita (bdk. Ul. 28:1, 15). Allah begitu setia akan perjanjian-perjanjian-Nya. Tidak pernah sekalipun Dia melanggar janji-Nya di dalam kehidupan kita. Jika kita sungguh-sungguh mengasihi Allah, maka kita pasti akan mendengarkan firman-Nya. Jika kita sungguh-sungguh mendengarkan firman-Nya, maka kita akan melakukan firman-Nya. Dengarkanlah Allah dan lakukanlah segala perintah-Nya dengan setia, maka kita akan melihat berkat Allah di dalam hidup kita! Jadilah umat Allah yang mengasihi-Nya dan mengasihi sesama! [MAR] Baca Gali Alkitab 8 Sabat adalah peringatan karya kasih Allah dalam sejarah Israel yang membebaskan mereka dari kerja paksa selama di Mesir. Menguduskan Sabat berarti menghormati Allah dan menyatakan syukur mereka akan perbuatan kasih Allah. Maka, memelihara Sabat akan mendatangkan berkat bagi mereka. Sebaliknya, hidup yang dikuasai keserakahan membuat para pemimpin memeras rakyat dengan kerja paksa, bahkan melanggar peraturan Sabat. Bagi rakyat miskin, Sabat dilanggar karena tidak mampu lagi memilah mana waktu untuk Tuhan dan mana waktu untuk mencari makan. Rupanya kebobrokan pemerintahan telah memengaruhi pula pola hidup masyarakat yang tidak lagi menghargai Sabat Tuhan. Oleh sebab pelanggaran itulah mereka akan dihukum Allah. Apa saja yang Anda baca? Apa pesan yang Allah sampaikan kepada Anda? Apa respons Anda? Pokok Doa:
Mari memberkati para hamba Tuhan dan narapidana di banyak daerah
|
|
© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org |