Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-sh/2007/02/20 |
|
Selasa, 20 Februari 2007
|
|
Judul: Bertobat=pemulihan hubungan Lazimnya warisan dibagikan saat orang tua sudah meninggal dunia. Namun berbeda kisahnya di nas ini. Meski orang tuanya masih hidup, si anak bungsu sudah meminta harta warisan. "Kualat!", mungkin begitu komentar orang terhadap si bungsu karena sikap yang kurang ajar itu. Apalagi ia menghabiskan harta itu seenak hatinya (13). Bak jatuh tertimpa tangga, negeri tempat ia tinggal dilanda paceklik, habislah segalanya (14). Tidak ada tempat untuk minta tolong. Teman-teman yang dulu merubungnya saat ia masih berharta, kini tidak tampak batang hidungnya. Untuk mempertahankan hidupnya, ia terpaksa bekerja sebagai penjaga babi (15), suatu pekerjaan yang hina bagi orang Yahudi. Karena itu berarti, ia menghambakan diri pada orang kafir dan melakukan pekerjaan yang najis! Tapi apa daya? Bahkan untuk mengisi perut dengan makanan babi pun tidak bisa. Tidak ada orang yang mau memberikannya. Kini dia benar-benar "habis"! Dalam kondisi seperti itu, ia teringat rumah ayahnya. Ia ingin kembali, walau harus berstatus hamba. Ia tahu hidupnya akan terjamin (17-19). Si ayah, sebagaimana ayah pada umumnya, memiliki kasih seluas samudra. Meski anaknya telah bersikap kurang ajar, ia terbuka untuk menerima anak yang tetap dinantikannya (20-21). Bahkan ia merayakan kembalinya si bungsu dengan berpesta (22-24). Berbeda sikap dengan si sulung, yang marah atas penyambutan yang hebat itu (28-30). Tidak ada belas kasih dan pengampunan bagi adiknya. Ia tidak memahami hati ayahnya yang terasa tidak adil itu (31-32). Kisah ini merupakan sorotan terhadap orang Farisi dan ahli Taurat yang selalu merasa diri benar. Menurut mereka hanya merekalah yang dapat masuk ke dalam Kerajaan Allah. Tidak ada tempat bagi orang berdosa. Tetapi kisah ini memperlihatkan bahwa bagi Bapa, berharga kedatangan setiap orang yang mau mengakui dosanya dan bertobat. Lakukan: Jangan memandang rendah orang berdosa. Melainkan wartakan kasih Allah agar mereka mau bertobat!
Mari memberkati para hamba Tuhan dan narapidana di banyak daerah
|
|
© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org |