Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-sh/2020/02/20 |
|
Kamis, 20 Februari 2020 (Minggu ke-6 sesudah Epifania)
|
|
Demikian orang yang merasa berpengalaman dalam hidup suka memberi nasihat: "Jangan terlalu cepat mengampuni!" Ini nasihat yang perlu diingat. Betapa mengampuni itu bukan tindakan yang bisa dilakukan dengan spontanitas. Bagian ini berbicara mengenai hal itu. Pemberontakan Absalom membawa Raja Daud pada konflik berat. Daud tahu bahwa Absalom berani memberontak karena ada orang-orang di sekitarnya yang mendukung. Artinya, di balik pemberontakan Absalom, ada pengikut yang menentang dan memusuhi raja. Daud sadar dengan situasi ini. Pengalaman hidup Daud menjadi guru yang baik baginya. Saat ia dikejar Saul, pengalaman itu mengajarkan kebijaksanaan padanya. Daud tidak mendendam kepada Saul. Urapan yang diterima Saul sebagai raja tetap dipandang dengan hormat. Pengalaman ini sangat berharga ketika ia harus menghadapi orang-orang yang memusuhinya. Daud bersikap tidak memusuhi mereka. Ia sadar bahwa yang memberontak adalah rakyatnya. Dan mereka butuh pengampunan. Hanya pengampunan yang dapat memulihkan martabat mereka. Ketika Simei bin Gera sujud di depan raja menyatakan penyesalan, raja tidak keberatan. Justru Abisai, anak Zeruya, yang ingin supaya Simei dihukum. Lalu, Abisai ditegur keras oleh raja. "Apakah urusanku dengan kamu, hai anak-anak Zeruya, sehingga kamu pada hari ini menjadi lawanku?" (22) tegas Raja Daud. Kemudian berkatalah raja kepada Simei, "Engkau tidak akan mati". Dan selama hidupnya, Daud memang tidak membunuh Simei (23). Pengampunan wajib diberikan dengan tepat, namun tidak dengan tergesa-gesa. Daud sadar bahwa dirinya adalah wakil Tuhan yang harus menyatakan kerahiman Ilahi kepada umat-Nya. Berkat pengampunan yang diberikannya, oleh generasi berikutnya Daud dikenal sebagai raja yang penuh belas kasihan. Kita pun, oleh generasi berikut, hendaknya dikenal sebagai orang yang dapat menyatakan belas kasih Tuhan. Doa: Mampukan kami mengampuni setiap orang yang bersalah kepada kami. [STY]
Mari memberkati para hamba Tuhan dan narapidana di banyak daerah
|
|
© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org |