Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-sh/2024/02/20 |
|
Selasa, 20 Februari 2024 (Minggu Pra-Paskah 1)
|
|
Ungkapan "Ke laut aja lu!" kadang diucapkan kepada seseorang yang suka menyebabkan keributan dan kekacauan. Ternyata Yesus pun pernah marah dengan ungkapan seperti ini. Ia berkata bahwa setiap orang yang menyebabkan orang lain berbuat dosa harus diikat dengan batu giling, lalu dibuang ke laut (42). Mungkin ini adalah ungkapan kekecewaan Yesus kepada para murid. Pasalnya, mereka pernah mencegah seorang yang mengusir setan demi nama-Nya. Itu adalah tindakan yang salah. Mereka seharusnya menyambut orang itu dan membawanya untuk makin mengenal Yesus. Apa yang menjatuhkan diri mereka dan orang lain ke dalam dosa harus dibuang. Hal itu sangat berbahaya karena bisa membuat manusia jatuh ke dalam kebinasaan kekal. Oleh karena itu, Tuhan mengucapkan analogi-analogi dengan cara yang ekstrem (43-48). Dari perikop ini, kita bisa mempelajari dua hal. Pertama, Allah menentang keras penyesatan. Dalam bahasa Yunani, kata "menyebabkan... berbuat dosa" berasal dari "skandalizo" yang juga berarti menjadi batu sandungan. Jadi, Tuhan melarang kita menghalangi orang lain datang kepada-Nya. Kedua, keseriusan dosa dan anugerah Allah. Perikop ini menggambarkan keseriusan dosa yang membawa manusia ke dalam neraka. Lebih serius lagi, ternyata tidak ada orang yang tidak berdosa. Padahal, Allah menuntut manusia bebas dari dosa sepenuhnya. Syukurnya, Allah kita penuh anugerah. Hukuman-hukuman dosa yang disebut dalam perikop ini telah ditebus oleh darah Yesus Kristus. Kita perlu berhati-hati terhadap pengaruh dari sikap dan tindakan kita kepada orang lain. Anugerah Allah selalu cukup bagi setiap orang, jangan sampai kita menjadi penghalang orang lain dari menerima anugerah-Nya. Setiap hari kita harus selalu bersyukur akan anugerah Allah, bukan hanya bagi diri kita sendiri, tetapi juga orang lain. Sekiranya mereka mempunyai niat baik, bimbinglah mereka supaya mereka juga mengenal Tuhan Yesus dan memiliki relasi pribadi dengan-Nya. [YGM]
Mari memberkati para hamba Tuhan dan narapidana di banyak daerah
|
|
© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org |