Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-sh/2008/02/21 |
|
Kamis, 21 Februari 2008
|
|
Judul : Terang di tengah kedukaan Lazarus sakit keras! Tidak lama kemudian ia mati (ayat 14). Kalau saya berandai-andai jadi orang yang sangat mengasihi Lazarus dan menerima kabar demikian, niscaya saya berangkat saat itu juga. Entah karena kasih, kewajiban keluarga atau sosial, atau alasan lainnya, kita terbiasa merespons situasi seperti ini dengan sikap menggebu dan emosional. Sebaliknya bacaan ini mengajak kita memperhatikan para tokoh yang akan mengambil peran penting dalam pasal 11-12. Selain itu juga untuk merenungkan respons Maria dan Marta serta para murid terhadap situasi di seputar Lazarus, serta mengontraskannya dengan tindakan Yesus. Maria dan Marta berespons dengan mengirim kabar agar Yesus segera datang (ayat 3). Respons para murid beragam, ada yang tidak paham (ayat 12), ada yang mengingatkan ancaman orang Yahudi (ayat 8), ada juga yang mencoba bersikap berani walau naif (ayat 16). Semua respons ini didasarkan pada refleksi atau pemahaman pribadi. Namun Yesus menunggu dua hari sebelum Ia berangkat ke Yudea, justru ketika Ia diperingatkan tentang ancaman para pemimpin Yahudi (= "orang Yahudi"). Mengapa Yesus memutuskan demikian? Dasar tindakan Yesus terekspresikan dalam nas ini: semua ini terjadi supaya sang Anak Allah, sang Terang yang turun ke dunia itu, dimuliakan (ayat 4, 13-15), dan karena masa pelayanan-Nya terbatas (ayat 9-10). Kisah ini belum berakhir. Pesan nas ini bagi kita pun belum lengkap. Di sini kita baru diajak untuk belajar membedakan respons yang didasari oleh penilaian diri sendiri dan respons yang didasari oleh penerimaan atas Yesus sebagai sang Terang (lih. 1:9-12), yang datang untuk mewujudkan kehendak Allah. Bahkan di tengah situasi kedukaan ataupun ancaman, kita dipanggil untuk menerima Yesus sebagai Tuhan atas situasi kedukaan itu. Kita dipanggil untuk mencari dan menggumuli bagaimana Tuhan berkarya demi kemuliaan nama-Nya dalam situasi kita saat ini, dan bagaimana kita bisa merespons karya Tuhan itu dengan tepat dan layak.
Mari memberkati para hamba Tuhan dan narapidana di banyak daerah
|
|
© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org |