Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-sh/2014/02/22 |
|
Sabtu, 22 Februari 2014
|
|
Judul: Penahbisan pelayan Tuhan Penahbisan itu sendiri berlangsung beberapa babak.Babak pertama ialah upacara penyucian dan pengurapan Harun dan anak-anaknya (1-13).Baik imamnya, pakaiannya yang khusus (lih. Kel. 28), maupun mezbah tempat mereka menjalankan fungsi keimaman mereka, harus dikuduskan sebelum layak dipakai Tuhan menguduskan umat!. Babak berikut ialah berbagai persembahan kurban.Pertama, persembahan kurban penghapus dosa (14-17). Hal ini menunjukkan bahwa para imam adalah manusia berdosa yang perlu diperdamaikan dulu dengan Allah sebelum bisa melayani Dia. Kedua, persembahan kurban bakaran (18-21). Persembahan ini melambangkan penyerahan total kepada Allah, Sang Empunya Ritual. Bahwa imam sepenuhnya tunduk pada pengaturan Allah untuk melayani mezbah. Ketiga, persembahan penahbisan (22-30). Ini upacara puncak. Dengan Harun dan anak-anaknya menaruh tangan di atas kepada domba jantan, serta menerima percikan minyak urapan dan darah, mereka secara sah boleh mengoperasikan berbagai ritual persembahan kurban. Di babak terakhir (31-36), Harun dan anak-anaknya harus memakan daging kurban dan juga roti persembahan sampai habis. Perayaan itu berlangsung selama tujuh hari, menjadi awal ritual di kemah suci. Apa pelajaran dari ritual penahbisan ini? Menjadi pelayan Tuhan itu bukan pilihan sukarela seseorang melainkan panggilan muliaTuhan atas anak-anak-Nya. Kita tidak boleh sembarangan melayani. Allah kudus, maka sebelum Ia bisa memakai kita untuk menguduskan umat, kita harus dikuduskan terlebih dahulu. Diskusi renungan ini di Facebook:
Mari memberkati para hamba Tuhan dan narapidana di banyak daerah
|
|
© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org |