Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-sh/2008/02/23 |
|
Sabtu, 23 Februari 2008
|
|
Judul : Yesus menangis Judul ini bukan cuma puitis. Ini kalimat bernas dengan makna teologis. Yesus, sang Tuhan, sang Anak Allah, sang Terang yang datang dari Bapa, melakukan sesuatu yang sangat manusiawi. Yesus, yang menantang setiap pihak untuk merespons diri-Nya, mulai dari para pemimpin Yahudi hingga kita para pembaca Injil Yohanes masa kini, membiarkan diri-Nya "masygul" (TB 1974), "sedih" (TB2). Tampaknya yang Yesus tangisi bukanlah kematian Lazarus, tetapi kesedihan Maria dan orang-orang di sekitarnya. Artinya Yesus yang datang dengan wawasan bahwa kematian Lazarus terjadi demi kemuliaan Allah (ayat 4, 23), tetap terharu melihat kesedihan manusiawi yang dirasakan oleh orang-orang yang sedang Dia layani, yang justru akan menyaksikan tanda terhebat dalam narasi tanda-tanda Injil ini. Dalam nas ini, ada satu hal pasti yang patut kita renungkan. Dalam pelaksanaan karya-Nya, Tuhan terlibat secara penuh dan sungguh-sungguh. Tuhan kita bukan sosok pahlawan super yang tenang, rasional, penuh perhitungan, atau yang siap pergi setelah semuanya selesai. Yesus Tuhan kita, yang adalah kebangkitan dan hidup, benar-benar peduli kepada kita dan terlibat penuh. Di tengah panggilan kita untuk merespons kehendak dan diri Tuhan Yesus kini dan di sini, kita pun berhadapan dengan tawaran dari berbagai ilah zaman ini. Mereka bagaikan pahlawan super masa kini yang dengan dingin dan rasional memberitakan kabar baik tentang dogma keperkasaan teknologi, ekonomi, dan bahkan religi. Ilah-ilah itu tidak sudi menangis melihat penderitaan manusia, dan bahkan dengan perkasa menggerakkan roda zaman tanpa peduli siapapun yang terlindas. Namun Yesus tidak hanya menangis bersama kita, Ia pun adalah kebangkitan dan hidup kita. Ia bahkan berkuasa membangkitkan. Terbukti dengan kebangkitan Lazarus (ayat 44). Ia adalah Tuhan yang layak kita respons dengan iman, ketaatan, dan karya kita sebagai pemberita-pemberita Injil-Nya, bahwa Ia adalah kebangkitan dan hidup.
Mari memberkati para hamba Tuhan dan narapidana di banyak daerah
|
|
© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org |