Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-sh/2008/02/24 |
|
Minggu, 24 Februari 2008
|
|
Judul : Respons perdana Kebangkitan Lazarus memang tidak menjadi bintang utama nas ini, tapi Yesus, karya-Nya, serta respons berbagai pihak kepada Dialah yang menjadi sorotan. Sebagian merespons dengan percaya kepada Yesus, artinya mereka percaya bahwa Ia adalah sang Terang yang turun ke dalam dunia. Yesuslah kebangkitan dan hidup. Sebagian lagi merespons dengan memercayai para pemimpin agama mereka, yaitu kaum Farisi dan para imam, untuk memproses peristiwa ini dan memberi respons bagi mereka. Para pemimpin itu tidak hanya mencermati peristiwa kebangkitan Lazarus, tetapi juga "banyak tanda" lain yang dibuat Yesus (ayat 47). Demi melindungi diri dari amarah Roma, mereka memutuskan dengan lugas dan tegas: bunuh Yesus! Dalam nas ini kita bertemu dengan skema yang kerap berulang, yaitu setiap karya Tuhan biasanya direspons melalui dua cara: percaya atau melawan; beriman atau menyerang. Tidak ada pilihan bersikap netral. Nas ini membuktikan sesuatu yang sudah sejak lama dialami oleh para pemberita Injil di segala abad dan tempat: mukjizat, bahkan kebangkitan orang mati, tidak otomatis membuat orang percaya kepada Tuhan. Padahal kebangkitan Lazarus pun merupakan karya pelaksanaan kehendak Allah melalui Yesus. Kisah inipun jadi bagian dari kisah Yesus yang harus kita respons. Dia yang kita sapa sebagai Tuhan itu pernah hendak dibunuh orang lain (ayat 53). Tuhan kita itu jadi sasaran kezaliman. Hal ini berarti bahwa kita yang percaya kepada Yesus harus siap juga jadi sasaran kezaliman bahkan dibunuh. Namun nas ini juga hendak menyampaikan suatu penghiburan, yaitu bahwa meskipun di tengah rencana jahat para pemimpin Yahudi, rencana dan kehendak Allah tetap terlaksana dan digenapi. Situasi itu seharusnya semakin meneguhkan kita dalam merespons Tuhan dengan ketaatan. Mengapa? Karena seperti yang berulang kali difirmankan Yesus dalam Injil ini, yaitu bahwa setiap orang yang percaya kepada-Nya akan hidup.
Mari memberkati para hamba Tuhan dan narapidana di banyak daerah
|
|
© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org |