Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-sh/2012/02/24 |
|
Jumat, 24 Februari 2012
|
|
Judul: Katakan tidak pada perceraian! Isu pertama yang melibatkan Yesus dengan pemuka agama di Yudea adalah masalah perceraian. Orang Farisi yang menanyakan Yesus mengenai boleh tidaknya bercerai bukan sedang mencari kebenaran melainkan mencobai Yesus sehingga bisa mempersalahkan-Nya. Kalau jawaban Yesus menyimpang dari Taurat, entah lebih longgar atau lebih keras, maka ada bahan bagi mereka untuk menuduh Yesus. Jawaban Yesus menunjukkan kepekaan-Nya akan upaya busuk mereka, sekaligus memberikan interpretasi mendalam akan ajaran Taurat mengenai perceraian. Orang Farisi mengakui bahwa Musa tidak pernah memerintahkan perceraian hanya mengizinkan (4). Hal tersebut langsung dipakai Yesus untuk menunjukkan ketegaran hati umat Tuhanlah yang membuat Musa mengizinkan perceraian (5). Yesus terus dengan menunjukkan maksud Allah dalam pernikahan yang dengan sendirinya menegaskan bahwa perceraian tidak pernah diperkenan Allah. Dasar yang Yesus tegakkan adalah setiap perceraian adalah tindakan mencederai kesatuan yang berasal dari Allah (9). Perceraian adalah pengkhianatan terhadap perjanjian dua pribadi di hadapan Allah. Perceraian adalah langkah fatal menuju perzinaan (11-12). Jawaban tegas Yesus membungkam para pemuka agama yang munafik, juga menegur keras setiap kita, anak-anak Tuhan yang meremehkan ikatan pernikahan yang kudus. Hargailah apa yang telah Tuhan taruh dalam hidupmu. Pelihara dengan penuh kasih dan dengan bersandar penuh pada Allah. Diskusi renungan ini di Facebook:
Mari memberkati para hamba Tuhan dan narapidana di banyak daerah
|
|
© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org |