Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-sh/2020/02/24 |
|
Senin, 24 Februari 2020 (Minggu ke-7 sesudah Epifania)
|
|
Raja dalam sistem teokrasi dianggap sebagai wakil Tuhan. Melindungi raja adalah tugas yang tidak bisa diabaikan. Tujuannya jelas demi eksistensi bangsa. Hal ini tidak beda jauh dari sistem pemerintahan demokrasi. Presiden sebagai Kepala Negara yang mewakili rakyatnya juga wajib dilindungi. Ketika dalam suatu pertempuran Raja Daud sudah terdesak karena kelelahan, datanglah Abisai menolongnya. Hampir saja tombak seberat tiga kilogram lebih dan pedang yang baru milik Yisbi-Benob, prajurit Filistin dan keturunan raksasa itu, menewaskan Daud. Mengapa melindungi raja itu penting? Orang Israel sangat berharap supaya mereka tidak punah. "Janganlah lagi engkau maju berperang bersama-sama dengan kami, supaya keturunan Israel jangan punah bersama-sama engkau", (17) demikian permohonan orang Israel kepada Daud. Sedemikian pentingnya arti hidup Daud bagi orang Israel. Daud menjadi kebanggaan bangsa. Mendapat sebutan sebagai keturunan Daud pun menjadi suatu kehormatan. Mesias pun berasal dari keturunan Daud. Sebagai umat Kristen, kita disebut juga anak-anak Allah. Melalui sakramen baptisan yang diterima dalam nama Bapa, Putra, dan Roh Kudus, kita menjadi umat Allah. Kita memiliki status baru, yaitu sebagai anak-anak Allah. Ketika orang Israel menurut Perjanjian Lama sedemikian bangga disebut keturunan Daud, bagaimana dengan kita yang disebut anak-anak Allah? Di sinilah pentingnya menjaga martabat sebagai anak-anak Allah sebagai tugas komunitas yang disebut gereja. Sebagaimana "Abisai-Abisai" masa kini yang melindungi rajanya dengan gagah perkasa, sudah semestinya kita pun menjaga kehormatan Allah melalui hidup yang saling melindungi sebagai sesama anak Allah yang kekasih. Tidak hanya itu, kita pun dipanggil untuk melindungi sesama yang belum percaya supaya terhindar dari kematian kekal, yaitu kebinasaan. Doa: Ya Tuhan, mampukan kami untuk melindungi kehidupan sesama kami dari ancaman kematian kekal. [STY]
Mari memberkati para hamba Tuhan dan narapidana di banyak daerah
|
|
© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org |