Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-sh/2012/02/25 |
|
Sabtu, 25 Februari 2012
|
|
Judul: Yesus memberkati anak-anak Namun, Tuhan Yesus segera menegur sikap dan pandangan yang keliru dari para murid. Pertama, Allah mengasihi anak-anak sama seperti Ia mengasihi orang dewasa. Anak-anak pun memerlukan Tuhan Yesus dalam hidup mereka. Menghalang-halangi anak-anak untuk datang kepada Tuhan Yesus adalah dosa! Kedua, anak-anak melambangkan kepolosan, keterusterangan, dan kebergantungan. Seperti seorang anak percaya saja apa yang dikatakan dan diajarkan orang dewasa kepadanya, demikian seharusnya iman orang dewasa kepada Allah. Seperti seorang anak yang spontan berseru kepada orang tuanya saat membutuhkan pertolongan, demikian semestinya doa kita kepada Tuhan. Seorang anak menyadari dirinya lemah dan tergantung kepada orang tuanya. Apakah Anda dan saya memiliki ketergantungan seperti itu kepada Tuhan Yesus? Tak heran kalau Yesus berkata, tanpa memiliki sikap seperti seorang anak kecil, tidak mungkin orang dewasa bisa masuk ke dalam Kerajaan Allah. Serius sekali? Memang demikian! Orang dewasa sering kali sudah dipenuhi dengan berbagai prasangka untuk dapat membuka diri apa adanya menerima anugerah Allah. Mari tanggalkan semua keraguan kita dan kenakan kerendahan hati serta ketulusan untuk menyambut Allah di dalam Tuhan Yesus. Kalau perlu belajarlah dari anak-anak yang ada di sekeliling kita. Perhatikan dan tiru kepolosan mereka dalam memercayai Tuhan. Hati-hati kalau ada anak-anak yang tidak tulus, jangan-jangan mereka meniru kita yang dewasa dan munafik! Diskusi renungan ini di Facebook:
Mari memberkati para hamba Tuhan dan narapidana di banyak daerah
|
|
© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org |