Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-sh/2022/02/25 |
|
Jumat, 25 Februari 2022 (Minggu ke-7 sesudah Epifani)
|
|
Dalam bacaan kita, Raja Zedekia mengutus Pasyhur dan Imam Zefanya kepada Nabi Yeremia (1). Raja Zedekia mencoba mencari petunjuk Tuhan atas situasi krisis yang ia alami, yaitu dikepung Nebukadnezar, raja Babel (2). Kekalahan sudah di depan mata, dan ia mencari Tuhan untuk mengharapkan mukjizat. Namun, jawaban Tuhan melalui Nabi Yeremia justru sebaliknya. Bukan pertolongan yang akan ia terima, melainkan justru kehancuran (3-7). Tidak ada pilihan lain. Sudah terlalu terlambat untuk bertobat; bangsa Yehuda hanya perlu menyerah jika ingin bertahan hidup (8-9). Dalam tradisi Perjanjian Lama, seorang nabi memiliki peran sebagai perantara dan penyambung lidah Allah kepada umat. Nabi Yeremia telah berulang kali menyampaikan pesan pertobatan, tetapi ia lebih sering diabaikan, baik oleh raja maupun umat. Bahkan tak jarang raja-raja zaman dahulu lebih memilih mengangkat dan mendengar nabi-nabi yang sesuai selera mereka (lih. 2Raj. 2:1-8). Zedekia bahkan akhirnya memilih jalan kematian, yaitu dengan memberontak kepada Nebukadnezar (lih. 2Raj. 24:20-25:21). Dengan demikian, berakhirlah sejarah kerajaan Yehuda. Allah tidak menghendaki kita berbuat seperti Raja Zedekia yang baru mencari Tuhan ketika sudah terdesak. Sering kali, tindakan tersebut sudah terlambat dan tidak memberikan jawaban seperti yang kita harapkan. Coba bayangkan saja, jika kita punya kerabat yang selama ini mengabaikan kita, lalu tiba-tiba dia datang dan meminta pertolongan kepada kita, apakah kita akan merasa nyaman? Relasi seperti itu, baik kepada sesama terlebih kepada Tuhan, bukanlah relasi yang sehat. Lalu, bagaimana caranya agar kita dapat menjalin relasi yang sehat dengan Tuhan dan sesama? Caranya dengan doa, saat teduh, perenungan Alkitab, perjumpaan dengan orang lain, atau dalam pengalaman keseharian. Temui dan cari Dia bukan hanya pada saat krisis demi mengharapkan mukjizat! Carilah Dia setiap waktu, turuti firman-Nya, dan janganlah kita mengandalkan pengertian diri sendiri! [YWA]
Mari memberkati para hamba Tuhan dan narapidana di banyak daerah
|
|
© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org |