Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-sh/2016/02/26 |
|
Jumat, 26 Februari 2016
|
|
Judul: Pencemaran Bait Allah Kenajisan dan pemerasan sudah sering terjadi, bahkan telah lama dibiarkan oleh para imam. Apa yang terjadi di Bait Allah menjadi bukti bahwa mereka telah mencemarkan kekudusan dan kehormatan Allah. Tidak heran jika Yesus marah dan mengusir mereka semua. Ia ingin bangsa Yahudi memahami arti, tujuan, dan makna asali dari Bait Allah (15-16). Dengan mengutip Yesaya 56:7 dan Yeremia 7:11, Yesus menegaskan kembali fungsi Bait Allah sebagai tempat kehadiran Allah dan pusat ibadah serta doa bagi semua bangsa yang mau datang mencari Allah yang hidup (17; bdk. 1Raj. 8:27-53; Yes. 56:7). Tindakan Yesus membuat para imam kepala dan ahli Taurat berang sebab Yesus telah merusak "mata pencaharian" mereka. Kemarahan para majelis agama bangsa Yahudi sudah mencapai puncaknya dan mereka bersatu hati merencanakan pembunuhan terhadap Yesus (18; bdk. Mat. 26:1-5). Tekad mereka sudah bulat. Sebab, Yesus telah berulang kali merusak citra serta kewibawaan mereka. Kali ini tindakan Yesus melampaui batas yang dapat ditolerir. Meski taruhannya adalah nyawa, Yesus tidak pernah gentar karena Ia lebih mencintai rumah Bapanya daripada diri-Nya. Hidup kita adalah Bait Allah yang kudus (bdk. 1Kor. 3:16-17, 6:19). Namun yang terjadi justru sebaliknya. Banyak umat Allah menghabiskan waktu dan hidupnya pada persoalan duniawi daripada melakukan latihan rohani, seperti: menyangkal diri, kemurahan hati, mengejar kebijaksanaan dan sebagainya. Tanpa disadari, kita telah mengotori Bait Allah dalam diri kita. [TG]
Mari memberkati para hamba Tuhan dan narapidana di banyak daerah
|
|
© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org |