Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-sh/2017/02/26 |
|
Minggu, 26 Februari 2017 (Minggu ke-8 sesudah Epifania)
|
|
Orang percaya tidak dipanggil untuk mengeluh atas kejahatan yang terjadi dalam dunia ini. Yang dapat dilakukan oleh orang yang hidup dalam Kristus adalah menjadikan dunia sebagai tempat yang lebih baik. Itu sebabnya, Allah memanggil umat-Nya hidup dalam iman, kasih, dan pengharapan. Pemazmur mengajak alam semesta dan orang-orang benar bergembira dan menaikkan pujian syukur kepada Allah. Sebab, Allah yang diimaninya adalah Raja Agung (1, 12). Ia menciptakan alam semesta dan berkuasa atas ciptaan-Nya. Dunia tidak dikuasai oleh kejahatan, melainkan di bawah kendali dan kekuasaan Allah Israel (9). Kehadiran-Nya dilukiskan seperti awan dan kekelaman (2a; bdk. Kel. 19:16, 18, 20; Ul. 5:22). Kata "awan" memiliki sisi terang dan gelap. Kata "kekelaman" lebih dipahami dalam artian awan tebal dan gelap berawan. Pada dasarnya, keduanya menyimbolkan fenomena kehadiran Ilahi. Allah itu bukan hanya mahakuasa, tetapi juga adil dan benar dalam segala keputusan-Nya (2b). Dengan keadilan dan kebenaran-Nya, Ia menghakimi perbuatan manusia (6, 8). Keadilan Allah diibaratkan seperti api yang menghanguskan (3). Kebenaran-Nya seperti kilat yang membuat alam semesta mengigil dan menciut (4-5). Di sini, kilat dan api menandakan murka Allah. Dengan murka-Nya, Ia menghukum bangsa-bangsa yang beribadah kepada allah palsu (7). Karena itu, pemazmur mengajak seluruh umat Allah menjauhi perbuatan tercela sertas hidup dalam kekudusan dan kemurnian di hadapan-Nya (10-11). Sumber sukacita terbesar bagi orang-orang percaya, yaitu Allah dalam Kristus adalah Allah yang hidup, kudus, benar, dan adil. Ia tidak membiarkan dunia ini jatuh dan dikuasai oleh tindakan orang-orang jahat. Ia akan menegakkan keadilan-Nya bagi orang-orang benar. Saat Ia datang sebagai Raja Agung, Ia akan menjatuhkan hukuman setimpal bagi mereka yang berbuat jahat. Adakah hidup Anda penuh dengan sukacita? Bersyukurlah karena Allah tidak tertidur. Ia adalah menara penjaga dan kota perlindungan kita. [TG]
Mari memberkati para hamba Tuhan dan narapidana di banyak daerah
|
|
© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org |