Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-sh/2022/02/26 |
|
Sabtu, 26 Februari 2022 (Minggu ke-7 sesudah Epifani)
|
|
Memiliki kuasa yang besar berarti memiliki tanggung jawab dan tuntutan yang besar. Itulah yang tampak dalam bacaan kita hari ini. Firman Tuhan disampaikan kepada keluarga raja Yehuda dan seluruh jajarannya (21:11). Mereka diingatkan untuk melakukan keadilan, kebenaran, dan kebaikan (22:3). Jika mereka bisa melakukan hal itu, maka Tuhan akan memberkati kerajaan Yehuda turun-temurun (22:4). Namun, jika firman itu diabaikan, maka Tuhan sendiri yang akan melawan mereka dan menghancurkan Yehuda (21:13-14). Nubuat yang disampaikan kepada Raja Salum mengenai masa depannya yang akan di bawa ke pembuangan dan mati di sana adalah penggenapan dari peringatan itu (22:10-12). Raja Salum memerintah dalam waktu singkat, hanya tiga bulan. Ia ditawan di Mesir oleh raja Mesir, Firaun Nekho. Bahkan pada zamannya, Nekho mendenda Yehuda sebesar seratus talenta perak dan sepuluh talenta emas. Kemudian, Nekho mengangkat Elyakim, saudaranya, untuk menggantikan dia sebagai raja Yehuda (lih. 2Raj. 23:31-34 atau 2Taw. 36:1-4). Sungguh menyedihkan nasib Salum. Peristiwa itu menunjukkan bahwa perintah Tuhan tidak main-main. Melakukan keadilan dan kebenaran bukanlah sebuah pilihan, melainkan keharusan. Kuasa besar harusnya dipakai untuk membawa kebaikan besar, bukan justru untuk kepentingan pribadi dan kebanggaan semata. Kekuasaan itu tidak abadi. Tanggung jawabnya dipertaruhkan kepada Tuhan. Lalai dan abai kepada Dia, sama artinya melawan-Nya, dan itu berarti siap untuk dipermalukan. Tuhan pasti memberi kuasa kepada kita. Baik sebagai pemimpin di gereja, pimpinan di tempat kerja, pejabat di pemerintahan, maupun sebagai orang tua, suami, istri, atau kakak. Mau kecil ataupun besar, kita harus menjalankan kuasa itu dengan penuh tanggung jawab dan kesadaran untuk menegakkan keadilan dan kebenaran. Jangan pernah menggunakan kuasa kita untuk memeras, menyakiti, atau hanya demi memikirkan diri sendiri! [YWA] Baca Gali Alkitab 9 Imam Pasyhur memukul Yeremia di depan umum dan kemudian memasungnya di pintu gerbang Benyamin di atas rumah Tuhan. Pasung itu membuat leher, lengan, dan kaki Yeremia sakit luar biasa. Yeremia mengalami kesakitan fisik, penghinaan, pemberangusan, serta pembatasan gerak. Yeremia memang dipaksa tunduk oleh Imam Pasyhur. Sebab, imam Pasyhur mempunyai kedudukan dan kekuasaan yang lebih tinggi dari Yeremia. Meskipun demikian, firman Tuhan tidak dapat ditundukkan oleh manusia. Setelah peristiwa itu, Tuhan justru menyatakan kuasa luar biasa yang menguatkan dan memampukan Yeremia untuk tetap memberitakan firman-Nya. Apa saja yang Anda baca? Apa pesan yang Allah sampaikan kepada Anda? Apa respons Anda? Pokok Doa:
Mari memberkati para hamba Tuhan dan narapidana di banyak daerah
|
|
© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org |