Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-sh/2015/02/27 |
|
Jumat, 27 Februari 2015
|
|
Judul: Mengenai kematian Kristus Terhadap ancaman dari Herodes, Yesus mengingatkannya bahwa ia tidak memiliki kuasa apa pun atas diri-Nya. Kematian-Nya merupakan penetapan Allah. Herodes, si serigala licik, maupun para pemuka agama Yahudi yang memusuhi Dia, bahkan penduduk kota Yerusalem yang pada akhirnya menyerukan, "salibkan Dia, salibkan Dia" (23:21) sama sekali bukan penentu kematian Yesus! Malahan, Yesus menangisi Yerusalem. Yerusalem merupakan kota yang dahulu Allah menyatakan perkenan-Nya, namun kota itu juga terkenal sebagai pemberontak kepada Allah melalui menolak dan membunuhi para nabi-Nya (34). Padahal Allah sangat mengasihi mereka dan senantiasa mau menyelamatkan mereka, ibarat induk ayam rindu mengumpulkan anak-anaknya di bawah sayapnya untuk melindungi mereka dari bahaya burung pemangsa. Tuhan Yesus, nampaknya secara manusia akhirnya kalah oleh intrik para musuh-Nya, yang berhasil menangkap-Nya, mengadili-Nya secara tidak adil, bahkan membunuh-Nya dengan melanggar hukum Romawi. Akan tetapi, sesungguhnya, Dialah yang menang! Karena, justru melalui kematian-Nya yang dipersembahkan secara sukarela dan dalam ketaatan pada kehendak Bapa, keselamatan datang kepada manusia. Termasuk kepada mereka yang berniat bahkan ambil bagian dalam pembunuhan Dia (bdk. 23:34). Segala kemuliaan bagi Dia! Diskusi renungan ini di Facebook:
Mari memberkati para hamba Tuhan dan narapidana di banyak daerah
|
|
© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org |