Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-sh/2024/02/27 |
|
Selasa, 27 Februari 2024 (Minggu Pra-Paskah 2)
|
|
Harta diidentikkan dengan berkat Allah pada masa itu, demikian juga kesehatan. Karena itu, muncul persepsi bahwa orang yang menderita penyakit atau kecacatan adalah orang yang dihukum Allah dan tidak layak untuk datang kepada-Nya. Bartimeus, seorang penyandang disabilitas karena ia buta, menghidupi dirinya dengan mengemis di pinggir jalan (46). Namun, cukup lengkap info yang diterimanya tentang Yesus. Misalnya, Yesus adalah orang Nazaret dan Anak Daud (47). Nama Yesus tak asing lagi di telinga Bartimeus. Kisah tentang mukjizat Yesus yang menyembuhkan orang tuli, orang bisu, dan berbagai penderita penyakit lainnya telah tersebar hingga mungkin menjadi perbincangan orang-orang di pinggir jalan. Ini menggugah harapan akan kesembuhan dalam hati Bartimeus. Sebutan "Yesus orang Nazaret" biasanya digunakan untuk merendahkan Yesus (bdk. Yoh. 1:46). Namun, Bartimeus berseru kepada Yesus dengan sebutan "Anak Daud", yang artinya Yesus adalah keturunan Raja Daud. Ini adalah gelar kehormatan yang dikhususkan bagi Mesias yang dijanjikan (bdk. Yer. 23:5-6). Teriakan ini sangat kontras maknanya di tengah perkataan orang yang menilai Yesus dengan rendah. Kepada Yesus, Anak Daud, Bartimeus terus berseru. Ini bukan seruan biasa, tetapi seruan yang disertai tangisan. Dia mengemis kesembuhan dari Yesus yang dia percaya sebagai Mesias yang berkuasa dan berbelas kasihan. Saat orang merendahkan Yesus, Bartimeus justru meninggikan-Nya. Saat orang hanya ikut-ikutan untuk melihat Yesus, Bartimeus yang buta berteriak memanggil Yesus. Tidak gampang untuk berani berbeda dari kebanyakan orang, apalagi bila perbedaan itu membuat kita disalahpahami, diremehkan, atau dikecam. Namun, inilah prinsip hidup bagi murid Kristus yang sejati. Siapa yang berani berbeda karena kebenaran layak disebut pengikut Yesus. Marilah kita bertekad untuk berani berbeda karena kita melakukan dan membela apa yang benar. Menjadi murid berarti berani melawan arus, bukan mencari aman. [MKD]
Mari memberkati para hamba Tuhan dan narapidana di banyak daerah
|
|
© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org |