Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-sh/2015/02/28 |
|
Sabtu, 28 Februari 2015
|
|
Judul: Lagi kemunafikan! Pertama, Yesus mengkonfrontasi para Farisi ini dengan pertanyaan yang membuat mereka sulit menjawab. Mereka tentu teringat peristiwa beberapa sabat sebelumnya (13:10-17). Waktu itu mereka menuduh Yesus melanggar hari Sabat secara ritual, namun Yesus mematahkan argumentasi mereka secara teologis! Kuasa pembebasan Allah atas belenggu Iblis tidak boleh dihalangi oleh ritualisme. Kedua, karena mereka tidak ‘berani’ menjawab, Yesus segera menyembuhkan si busung air tersebut (4). Artinya, dengan berdiam diri, mereka harus mengakui bahwa di hari Sabat, boleh menolong orang! Ketiga, Yesus kemudian menghantam standar ganda yang mereka miliki (5). Kalau untuk kepentingan mereka, peraturan sabat dibuat sedemikian rupa sehingga mereka tidak melanggarnya kalau menolong ternak mereka yang terperosok ke lubang. Lalu, mengapa untuk menolong orang yang sakit, hal tersebut menjadi salah? Apakah hidup seekor binatang lebih penting daripada hidup manusia, gambar Allah? Sungguh menyedihkan melihat kekeraskepalaan para pemuka agama Yahudi ini. Namun, jangan-jangan itulah cermin kondisi hati kita. Di satu sisi kita merasa rohani karena status dan kegiatan pelayanan kita, tetapi di sisi lain kita sebenarnya menjalani hidup yang munafik karena ukuran kerohanian kita ialah perilaku yang terlihat semata-mata. Mudah-mudahan Anda bukan seperti mereka yang munafik, melainkan Anda adalah pelaku-pelaku firman-Nya. Diskusi renungan ini di Facebook:
Mari memberkati para hamba Tuhan dan narapidana di banyak daerah
|
|
© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org |