Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-sh/2024/02/29 |
|
Kamis, 29 Februari 2024 (Minggu Pra-Paskah 2)
|
|
Mengapa pohon ara dikutuk Yesus? Apa salahnya? Setelah keluar dari Betania, dalam perjalanan kembali ke Yerusalem, Yesus merasa lapar (12), dan Ia melihat pohon ara. Karena pohon itu sudah berdaun, Yesus melihat kalau-kalau buahnya sudah muncul, tetapi Ia tidak menemukan apa pun (13). Maka, Yesus mengatakan kepada pohon itu: "Jangan lagi seorang pun makan buahmu selama-lamanya!" (14). Yesus dan para murid mengetahui bahwa saat itu memang bukan musim buah ara. Namun, pada umumnya pohon ara berdaun dan berbuah pada saat yang bersamaan. Daun pohon ara yang dilihat Yesus dari kejauhan seharusnya menandakan bahwa pohon itu sudah memiliki buah, tetapi nyatanya hanya daun yang ditunjukkan, tak ada buah. Bukanlah pohon ara yang salah dan berdosa. Dalam Perjanjian Lama, pohon ara adalah simbol akan orang Yerusalem, dan tindakan mengutuk pohon ara itu adalah simbol penghakiman Allah. Jadi, Yesus bukan marah kepada sebatang pohon, melainkan umat yang tidak berbuah. Perikop sebelumnya menceritakan orang-orang Yerusalem yang berteriak "Hosana!" kepada Yesus. Namun, perikop sesudahnya mengungkapkan sikap dan perilaku mereka yang mencemarkan Bait Allah (bdk. Mrk. 11:9-10, 17). Yesus menginginkan agar kita sebagai murid-murid-Nya berbuah. Kekristenan bukan sebatas lip service (perkataan indah) atau penampilan keagamaan yang terlihat agung dan berwibawa. Iman Kristen harus nyata dalam perkataan dan perbuatan. Kita tak cukup hanya berteriak "Hosana", namun perilaku sehari-hari kita bertentangan dengan kehendak Allah seperti mencari untung, menipu, dan memeras. Hidup kita harus menjadi berkat di gereja maupun di rumah dan tempat kerja. Jika kita sudah dipanggil menjadi umat Tuhan, ikuti dan layanilah Dia dengan tulus dan cara yang benar, bukan di bibir saja. Marilah kita bertekad untuk membuahkan kemuliaan dan kekudusan Tuhan. Itulah yang patut diusahakan secara terus-menerus dan diperjuangkan tanpa mengenal lelah. [MKD]
Mari memberkati para hamba Tuhan dan narapidana di banyak daerah
|
|
© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org |