Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-sh/2011/03/01 |
|
Selasa, 1 Maret 2011
|
|
Judul: Sekarang! Bukan nanti! Tuhan Yesus menegaskan bahwa prasangka seperti itu bukan saja sempit, tetapi mutlak salah. Jenis atau bentuk musibah bukanlah cerminan besar atau kecilnya dosa seseorang. Sebaliknya, Tuhan Yesus mengajak mereka yang tidak kena musibah untuk menilik diri sendiri. Sebab di hadapan Tuhan yang kudus, orang-orang yang tak kena musibah pun sebenarnya orang berdosa juga dan berpotensi mengalami penghukuman yang sama (3, 5). Musibah yang menimpa seseorang bisa dijadikan peringatan bagi mereka yang terluput, agar tidak mengeraskan hati dan tetap tinggal dalam keberdosaan tersebut. Maka yang terpenting bukanlah membanding-bandingkan diri sendiri dengan orang yang mengalami musibah, tetapi meresponsnya dengan memeriksa diri dan bila perlu bertobat. Gunakanlah kesempatan yang masih ada untuk segera bertobat karena belum tentu kesempatan itu terulang. Pikirkanlah kesempatan terakhir yang diberikan kepada pohon ara (9). Itulah lukisan yang tepat mengenai kesempatan yang diberikan Allah kepada manusia untuk segera bertobat. Seluruh waktu yang masih diberikan sesungguhnya merupakan kesempatan yang terakhir, tidak akan ditambah lagi! Ini adalah demonstrasi kesabaran Allah yang paling akhir. Setelah itu pintu kesempatan akan ditutup selama-lamanya. Oleh karena itu, jangan tunda! Saat Roh Kudus menegur kita lewat musibah orang lain, jangan keraskan hati melainkan responslah kesabaran hati-Nya dengan bertobat. Sekarang dan bukan nanti!
Mari memberkati para hamba Tuhan dan narapidana di banyak daerah
|
|
© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org |