Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-sh/2007/03/02 |
|
Jumat, 2 Maret 2007
|
|
Judul: Dia Mesias Lamanya orang bersama dengan Yesus bukanlah jaminan bahwa orang itu mengenal siapa Yesus. Ini bisa kita lihat dalam diri para murid dan pengemis buta dalam bacaan ini. Dalam perjalanan ke Yerusalem, Yesus menyatakan bahwa Ia akan mengalami penderitaan dan maut (32). Tetapi tidak untuk selamanya Ia mati karena Ia akan bangkit pada hari ketiga (33). Semua yang terjadi itu sesungguhnya sudah dinubuatkan oleh para nabi pada zaman purba, dan digenapi pada masa itu (31). Namun ternyata tidak mudah bagi para murid untuk memahami perkataan Yesus (34) yang sebenarnya begitu gamblang. Karena dalam benak mereka, Yesus akan tampil sebagai Mesias yang mendirikan kerajaan-Nya di bumi ini dan mengalahkan musuh bangsa Yahudi. Mereka tidak mampu melihat bahwa kemesiasan Yesus dinyatakan melalui penderitaan dan penyaliban-Nya. Seorang pengemis buta yang menginterupsi perjalanan Yesus, tampaknya sudah menerima informasi sebelumnya tentang Dia yang menyembuhkan banyak orang. Informasi itu melahirkan iman dan harapan dalam hatinya yang membuat dia segera berteriak, memohon belas kasihan Yesus, Anak Daud (38). Ini adalah sebutan bagi Mesias. Itu berarti si pengemis buta mampu melihat Yesus sebagai Mesias yang telah lama dinantikan akan membebaskan umat-Nya. Oleh karena itu, meski banyak orang menyuruhnya diam, ia tidak peduli (39). Imannya mengatasi rintangan, bentakan, dan rasa malu. Sebab itu ia berseru semakin keras (39). Yesus kemudian menyembuhkan dia karena imannya (42). Ia pun mengikut Yesus (43). Maka orang banyak pun memuji-muji Allah (43). Bagaimana sikap kita terhadap Mesias? Apakah seperti para murid yang membatasi pengenalan akan Mesias dengan pagar-pagar pemahaman buatan sendiri? Atau seperti pengemis buta yang berharap mengalami kuasa Mesias karena iman kepada-Nya? Firman ini mempertanyakan ketepatan dan kedalaman kita mengenal Dia dan mempersilakan Dia berkarya sesuai kemesiasan-Nya dalam hidup kita.
Mari memberkati para hamba Tuhan dan narapidana di banyak daerah
|
|
© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org |