Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-sh/2008/03/02 |
|
Minggu, 2 Maret 2008
|
|
Judul: Bagaimana menghadapi Yudas? Injil Yohanes tidak menjawab pertanyaan tadi secara langsung. Namun sejauh ini kita tahu bahwa penyaliban Yesus memang bagian dari kehendak Allah; juga hasil pengkhianatan Yudas. Karena itulah Yesus tidak mencegahnya. Yang jadi pertanyaan kita, apakah nas ini mengimbau kita untuk menganut fatalisme dalam hidup: anggapan bahwa segala sesuatu dalam kehidupan ini sudah ditentukan atau ditakdirkan? Tidak, karena kita melihat di sini bukan kepasrahan buta yang fatalistis, melainkan sikap aktif Yesus yang secara rela merespons rencana dan kehendak Sang Bapa dalam ketaatan. Bagaimana menghadapi Yudas? Kalimat Yesus kepada Yudas justru bernada perintah, seakan menandai kesiapan Yesus menjalani babak akhir pelayanan-Nya di bumi. Ini bukan kalimat orang yang pasrah membuta dan menyerahkan segalanya pada nasib. Apa yang terjadi pada Yesus dalam pasal-pasal berikut-Nya adalah akibat dari pilihan aktif ketaatan-Nya. Sebagai murid Kristus, kita tidak diminta untuk pasrah menerima keadaan, apapun yang terjadi. Panggilan kita adalah bersikap taat. Kita tidak boleh lupa bahwa ketika Setan bekerja dan mengatur siasat, Allah turut bekerja melalui kuasa Roh-Nya dan juga melalui ketaatan kita. Penderitaan, kesusahan, beban pelayanan, dan juga sukacita dan penghiburan, semuanya kita tanggung bukan karena pasrah begitu saja kepada undian nasib yang tak terduga, melainkan karena kita memilih untuk taat kepada kehendak-Nya.
Mari memberkati para hamba Tuhan dan narapidana di banyak daerah
|
|
© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org |