Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-sh/2020/03/02 |
|
Senin, 2 Maret 2020 (Minggu Pra Paskah 1)
|
|
Ketika masalah atau penyakit datang menimpa, biasanya kita langsung datang kepada Tuhan. Saat seperti ini, kita tak henti-hentinya berdoa, bahkan berpuasa. Kita berharap agar Tuhan segera melepaskan beban itu dan menyediakan jalan keluarnya. Demikian halnya dengan sepuluh orang kusta. Saat itu, Yesus menyusuri perbatasan Samaria dan Galilea. Ia baru masuk ke sebuah desa. Saat itulah, mereka meminta belas kasih-Nya dan memohon kepada Yesus agar ditahirkan. Orang Yahudi menganggap penyakit kusta sebagai hukuman atas dosa tertentu dan mengucilkan penderitanya. Itulah sebabnya mereka hanya berteriak dari kejauhan, "Yesus, Guru, kasihanilah kami." Mereka tidak dapat mendekati Yesus karena hukum Ibrani melarang orang kusta mendekati siapa pun. Sepuluh orang kusta itu tidak langsung meminta Yesus memberi kesembuhan. Mereka hanya meminta belas kasih-Nya agar sudi melihat penderitaan mereka. Yesus mendengar teriakan mereka dan menunjukkan kasih-Nya. Akan tetapi, apa yang Ia lakukan kemudian? Yesus tidak langsung menyembuhkan mereka. Ia pun tidak menjanjikan kesembuhan. Yesus terlebih dahulu ingin menguji ketaatan mereka. Ia memerintahkan agar mereka pergi menemui imam (14). Ternyata, para penderita kusta itu memiliki iman untuk menaati Yesus. Mereka menerima ujian dan membuktikan ketaatannya. Setelah itu, kesembuhan pun terjadi. Coba kita renungkan. Apa saja yang sudah kita terima dari Tuhan? Kemudian, coba bandingkan dengan pemberian kita untuk-Nya? Bagaimana hasilnya? Tentu, berkat dan kebaikan-Nya tidak terhitung, bukan? Janganlah mengandalkan Tuhan saat kita dalam situasi buruk saja! Mari kita datang dan bersyukur senantiasa kepada-Nya dalam segala kondisi, seperti satu orang di antara mereka yang datang kembali menemui Yesus untuk berterima kasih. Marilah kita menjadi orang-orang yang senantiasa bersyukur dan taat kepada Tuhan. [SLM]
Mari memberkati para hamba Tuhan dan narapidana di banyak daerah
|
|
© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org |