Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-sh/2024/03/02 |
|
Sabtu, 2 Maret 2024 (Minggu Pra-Paskah ke-2)
|
|
Ajaran "perkataan iman" pernah menjadi populer. Menurut ajaran ini, "ketika Anda membutuhkan sesuatu, berdoalah kepada Tuhan, dan sekarang bayangkan bahwa itu sudah menjadi milik Anda, lalu bersyukurlah karena Tuhan sudah memberinya kepada Anda sekarang. Inilah iman yang membuat doa Anda dikabulkan." Sedihnya, ajaran ini kerap kali dibenarkan atas dasar Markus 11:22-24. Nas ini tentu tidak mengajarkan hal tersebut. Penulis mau menunjukkan umat Israel yang digambarkan sebagai pohon ara. Ketika hidupnya terpisah dari Allah mereka bukan hanya tidak berbuah, tetapi juga akan kering dan mati (21). Untuk tetap hidup, umat-Nya perlu iman yang membuat diri mereka tetap tinggal di dalam Allah. Tanpa iman, mustahil kita dapat hidup, karena iman adalah jawaban untuk terwujudnya hal-hal yang mustahil (23-24). Memiliki iman tidak serta-merta berarti seluruh doa dan keinginan kita pasti terwujud. Mengapa? Karena jelaslah bahwa tidak semua keinginan kita sejalan dengan kebenaran Allah. Iman sejatinya tidak dapat dipisahkan dari Allah dan kehendak-Nya. Penulis mau menyatakan bahwa iman haruslah menghasilkan buah kebenaran, sebagaimana firman Tuhan adalah kebenaran (lih. Yoh. 17:17). Orang beriman tidaklah seperti pohon ara yang berdaun lebat, tetapi tidak berbuah sama sekali. Demikianlah para pemimpin Yahudi tampak rohani, tetapi sejatinya tidak hidup di dalam kebenaran. Bukan hanya itu, malahan mereka dikatakan sebagai perampok meskipun tampak saleh (Mrk. 11:17). Jadi, iman yang benar pastilah menghasilkan buah kebenaran. Karena itu, pastilah di dalam iman tidak ada ruang bagi kebencian dan pertikaian, melainkan nyatanya kasih dan pengampunan (25). Kiranya kita bisa waspada terhadap keinginan pribadi yang bisa menjadi tidak sejalan dengan kebenaran Allah. Kita bisa meminta kepada Allah untuk anugerah dan berkat yang membuat kehidupan kita berbuahkan perbuatan nyata, yang penuh kasih dan pengampunan. [JHN] Baca Gali Alkitab 1 Pada waktu sebelumnya, Yesus mengutuk pohon ara yang sudah berdaun lebat tetapi tidak berbuah. Saat itu perbuatan Yesus mungkin terkesan aneh dan belum dipahami oleh para murid-Nya. Ketika mereka kembali dari Betania menuju ke Yerusalem, pohon ara itu terlihat sudah mengering. Kini pohon ara itu menjadi batu loncatan bagi diskusi tentang arti kepercayaan kepada Allah. Apa saja yang Anda baca? Apa pesan yang Allah sampaikan kepada Anda? Apa respons Anda? Pokok Doa:
Mari memberkati para hamba Tuhan dan narapidana di banyak daerah
|
|
© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org |