Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-sh/2021/03/06 |
|
Sabtu, 6 Maret 2021 (Minggu Pra-Paskah 2)
|
|
Meyakinkan orang yang tidak percaya itu tidak mudah. Sekalipun apa yang kita katakan adalah kebenaran, kalau seseorang sudah mengatakan tidak, ia akan menolak. Ia akan tetap bertahan dengan pendiriannya. Itulah keyakinan. Hal ini seperti keyakinan orang Yahudi. Pada hari raya penahbisan Bait Allah di Yerusalem, mereka mengelilingi Yesus dan bertanya tentang kemesiasan-Nya (24). Pertanyaan yang bersifat sedikit memaksa ini bukan karena mereka ingin mengikuti Yesus, melainkan karena mereka ingin menjebak-Nya, seperti yang sering mereka lakukan. Karena itu, Yesus tidak menjawab seperti keinginan mereka, melainkan mengingatkan kembali apa yang pernah Dia katakan dan lakukan. Semua perkataan dan tindakan-Nya sudah menunjukkan bahwa Dia adalah Mesias, tetapi dalam arti yang sama sekali berbeda dari apa yang orang-orang itu pikirkan (25). Ketidakpercayaan itu membuat Yesus memasukkan mereka ke dalam golongan domba yang tak mengenal-Nya. Bagi yang benar-benar domba-Nya tentu akan senantiasa menaati suara-Nya dan mengikuti Dia. Karya nyata yang dilakukan Yesus rupanya tidak dilihat sebagai tindakan kemesiasan. Sekalipun demikian, kebenaran sejati yang telah dilakukan-Nya, entah dipercaya atau tidak, tetaplah kebenaran. Pilihan bebas tentu ada pada kita. Mau menerima Yesus seperti yang diajarkan dalam Alkitab tanpa harus meminta tanda-tanda mukjizat-Nya, atau tidak memercayai hal itu. Bukankah Yesus pernah menegur Tomas karena tidak percaya pada kebangkitan-Nya sebelum melihat tanda? Sungguh berbahagia bila kita dengan iman meyakini bahwa Yesus adalah Tuhan dan Juru Selamat sekalipun kita tidak melihat-Nya secara fisik. Itulah keyakinan, dan itu jugalah iman kepercayaan kita. Seperti yang tertulis dalam Ibrani 11:1, "Iman adalah dasar dari segala sesuatu yang kita harapkan dan bukti dari segala sesuatu yang tidak kita lihat". Kedewasaan iman terjadi saat kita memiliki keyakinan yang teguh sekalipun tidak pernah melihat tanda. [SGP] Baca Gali Alkitab 1 Setiap langkah kaki manusia akan selalu meninggalkan jejak. Orang-orang yang ada di sekitarnya atau berada di belakang orang yang melangkah itu akan melihat jejak kakinya. Apabila jejak itu baik dan dapat dijadikan teladan, maka orang-orang akan menerima dan melakukan kebaikan. Mengenai diri kita, semoga jejak kebaikanlah yang selalu kita tinggalkan di mana saja kita pergi melangkah dan berjejak. Apa saja yang Anda baca? Apa pesan yang Allah sampaikan kepada Anda? Apa respons Anda? Pokok Doa:
Mari memberkati para hamba Tuhan dan narapidana di banyak daerah
|
|
© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org |