Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-sh/2013/03/07 |
|
Kamis, 7 Maret 2013
|
|
Judul: Buta terhadap kebenaran Pertama, karena berpegang pada ajaran yang salah (23).Orang-orang Saduki tidak percaya bahkan menertawakan kebangkitan orang mati. Orang Saduki bercerita tentang seorang perempuan yang menikah lalu suaminya mati. Dasar cerita ini memang ada di PL yang disebut sebagai hukum levirat (Ul. 25). Hukum ini digunakan untuk memelihara keturunan orang yang telah meninggal. Cerita yang disampaikan oleh orang Saduki dibuat-buat, karena sebetulnya dua saudara sudah cukup untuk menunjukkan maksud mereka.Mereka sengaja membuat cerita sampai tujuh saudara untuk menunjukkan bahwa ajaran tentang kebangkitan orang mati itu tidak masuk akal. Orang Saduki ingin memaksa Yesus menjawab apa yang menjadi pendirian mereka. Kedua, karena tidak mengerti Kitab Suci dan kuasa Allah (29). Orang Saduki tidak mengerti kebenaran firman Allah sehingga mereka tersesat. Mereka juga tidak mengerti kuasa Allah dengan menganggap kebangkitan sebagai kemustahilan. Mereka tidak percaya bahwa Allah bisa melakukan hal itu karena mereka bersandar pada logika. Yesus membongkar kesalahan orang Saduki dengan mengutip Keluaran 3:6 yang merupakan bagian Alkitab yang juga dipercayai orang Saduki. Yesus mengatakan bahwa Ia adalah Allah orang hidup dan bukan Allah orang mati. Bagi Musa, Allah adalah Allah yang hidup. Mereka sudah mati secara fisik, tetapi tetap hidup, maka Allah adalah Allah mereka yang hidup sampai selama-lamanya. Bukalah diri untuk kebenaran, karena bagi orang percaya, kematian bukanlah akhir dari hidup namun justru merupakan awal kehidupan yang sebenarnya bersama Allah di dalam kekekalan. Diskusi renungan ini di Facebook:
Mari memberkati para hamba Tuhan dan narapidana di banyak daerah
|
|
© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org |