Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-sh/2017/03/07 |
|
Selasa, 7 Maret 2017 (Minggu Sengsara ke-1)
|
|
Manusia adalah makhluk berakal budi. Tidak heran jika keingintahuan manusia dalam mencari jawaban sangat besar. Untuk memperoleh jawaban yang benar dibutuhkan pertanyaan yang tepat. Jika pertanyaan yang diajukan keliru, maka jawaban yang diperoleh akan membias. Pertanyaan Petrus mengenai upah mengikut Yesus masih diwarnai pola pikir untung rugi (27). Ibarat melakukan hukum Taurat, seseorang akan diberikan pahala setimpal dengan kerja kerasnya. Ia belum memahami bahwa seluruh hidupnya telah dibeli oleh Allah melalui pengorbanan Kristus. Karena itu, mengikut Yesus merupakan suatu keharusan tanpa pamrih. Walau pertanyaan Petrus salah sasaran, namun Yesus tidak marah dan menegur kebodohannya. Dengan sabar Yesus melayani pertanyaan Petrus. Ia menjamin bahwa pengorbanan para murid-Nya tidak sia-sia. Selain memperoleh hidup kekal, mereka akan diberi peran khusus dalam penghakiman pada akhir zaman (28). Di samping itu, Yesus menambahkan bahwa orang-orang yang mengalami penderitaan karena nama-Nya akan masuk dalam persekutuan yang baru dengan Allah. Allah tidak akan membiarkan mereka menjadi orang yang terkecil dan kesepian di dunia. Mereka akan memiliki banyak sanak keluarga, kerabat, orangtua, dan saudara rohani dalam Kristus sebagai keluarga Allah di bumi dan langit yang baru (29). Upah yang akan mereka peroleh tidak didasarkan pada siapakah yang terlebih dahulu menerima Kristus. Sebaliknya, pahala itu diberikan berdasarkan ketekunan, kegigihan, dan keuletan hidup demi Kristus sampai akhir (30; bdk. 1Kor. 9:25-27; 2Tim. 4:6-8). Allah telah membayar lunas segala pelanggaran manusia melalui darah Kristus. Sebab itu, sudah sepantasnya kita membalas kebaikan Allah dengan cara melayani pekerjaan-Nya tanpa pamrih. Siapa yang menuntut upahnya, maka tindakannya merupakan penghinaan bagi Allah. Bersyukurlah atas rahmat dan kemurahan Allah! Sebab hidup kita telah berpindah dari maut kepada hidup kekal. [TG]
Mari memberkati para hamba Tuhan dan narapidana di banyak daerah
|
|
© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org |