Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-sh/2014/03/08 |
|
Sabtu, 8 Maret 2014
|
|
Judul: Hari Raya Pendamaian Hari Raya Pendamaian memang memiliki tujuan menyucikan umat Israel sehingga mereka dapat diperdamaikan dengan Allah, Pertama-tama, Harun atau imam besar harus mempersembahkan kurban penghapus dosa dan bakaran baginya sendiri dan keluarganya sebagai pendamaian kepada Tuhan (3-6). Kemudian barulah Harun mengadakan pendamaian bagi keseluruhan bangsa Israel (23-25). Selain pendamaian bagi imam dan umat, pada hari itu seluruh perkemahan harus ditahirkan. Sebagian dari nas hari ini berbicara tentang pentahiran Kemah Suci (14-16). Harun juga harus mengadakan pendamaian bagi mezbah korban bakaran (18). Dengan demikian imam, seluruh umat, perkemahan, dan kemah suci diperdamaikan kepada Tuhan (33). Mengapa Tabut Pernjanjian dan Kemah Suci perlu ditahirkan? Ternyata tempat dan benda kudus tersebut juga menjadi tidak tahir oleh karena dosa dan pelanggaran umat-Nya. Allah yang kudus tidak dapat tinggal di tempat yang tidak tahir. Supaya Allah yang kudus dapat tetap menyertai umat-Nya dan tinggal di tempat kudus-Nya, maka Kemah Suci juga harus ditahirkan setahun sekali pada waktu Hari Raya Pendamaian. Mari kita ingat bahwa kita menyembah Allah yang kudus. Kita memang tidak diwajibkan lagi untuk melakukan pentahiran secara ritual untuk datang menyembah Allah. Namun relasi dengan Allah yang kudus berarti kita harus selalu bertobat dan meminta pengampunan atas dosa kita supaya relasi kita dengan Allah dapat berjalan dengan baik. Diskusi renungan ini di Facebook:
Mari memberkati para hamba Tuhan dan narapidana di banyak daerah
|
|
© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org |