Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-sh/2015/03/08 |
|
Minggu, 8 Maret 2015
|
|
Judul: Miris melihat kefasikan merajalela Perasaan itulah yang terungkap dari Mazmur 10 ini. Dengan panjang lebar pemazmur mengeluhkan situasi ketidakadilan yang merajalela (2-11). Orang fasik dengan sombongnya (2-3) melakukan berbagai kejahatan tanpa rasa takut akan penghakiman dan pembalasan dari Tuhan (4, 11, 13). Gambaran keserakahan yang mengerikan, di mana dengan segala cara orang fasik berusaha memburu, menghadang, memasang perangkap untuk menindas sesamanya (8-10). Perasaan pemazmur yang miris itulah yang menyebabkan seruannya begitu intens kepada Tuhan: "BangkitlahTuhan!" agar Tuhan membela umat-Nya yang tertindas(12-18). Pemazmur yakin, Tuhan juga tidak ‘tahan’ dengan keangkuhan orang fasik.Tuhan pasti akan menolong mereka yang tertindas dan membasmi tuntas semua kefasikan! Kita bersyukur, Indonesia sedang dalam era baru, dengan pemimpin yang bersih, yang memperjuangkan rakyat, yang tidak lelah memberantas korupsi terutama dari birokrasi, juga dari masyarakat. Perjuangan ini akan sia-sia kalau tidak didukung rakyat dan tidak diberkati Tuhan. Seperti pemazmur berseru agar Tuhan bangkit, demikianlah kita seharusnya. Tidak cukup hanya berseru kepada Tuhan. Kita harus siap menjadi alatnya Tuhan untuk menegakkan keadilan dan kebenaran. Kita harus berperan aktif mendukung pemerintah dalam upaya-upaya revolusi mental seluruh lapisan masyarakat, mulai dari yang tertinggi sampai ke level yang paling rendah. Diskusi renungan ini di Facebook:
Mari memberkati para hamba Tuhan dan narapidana di banyak daerah
|
|
© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org |