Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-sh/2016/03/08 |
|
Selasa, 8 Maret 2016
|
|
Peser (lepton) adalah koin tembaga yang bentuknya kurus dan tipis. Di antara mata uang yang berlaku saat itu, peser merupakan satuan mata uang yang nilainya paling kecil di antara kalangan Yahudi. Melihat seorang janda yang memberikan persembahan di bait Allah, Yesus bukannya mencela malahan memuji wanita tersebut di hadapan para muridNya. Apa yang membuat Yesus menyanjung janda itu berkenan kepada Allah? Seperti biasanya, Yesus sering ke Bait Allah melihat apa yang dilakukan oleh orang-orang Yahudi. Di Bait Allah ada pelataran kaum non-Yahudi dan kaum perempuan. Kali ini secara diam-diam Yesus masuk ke pelataran kaum perempuan. Di pelataran itu terdapat 13 peti persembahan. Biasanya, uang hasil persembahan itu akan dipakai untuk keperluan operasional keseharian, misalnya minyak untuk kurban, persembahan kurban harian, dan lainnya. Di sana Ia melihat banyak orang lalu-lalang memberikan persembahan kepada Allah. Di antara orang banyak, mata Yesus tertuju kepada persembahan janda miskin itu. Wanita ini hanya memberi dua peser kepada Allah, sedangkan yang lain memberi uang dalam jumlah yang besar (41-42). Di zaman itu, 1 dinar = 128 peser. Jika upah kerja 1 hari minimal Rp. 50.000, maka 1 peser = Rp. 400 (50000 dibagi 128). Berarti, janda itu memberi persembahan Rp. 800. Persembahan wanita itu tergolong sangat kecil. Tetapi Yesus secara spontan memuji persembahan wanita tersebut. Bukan persembahannya yang penting, tetapi ketulusan hatinya untuk berkontribusi dalam pekerjaan Allah. Dengan kondisi yang miskin dan hidup sebatang kara, uang sekecil apa pun sangat berarti bagi wanita itu untuk bertahan hidup. Di sini ia mendahulukan kepentingan Allah daripada dirinya. Sebab uang itu akan dipakai untuk menolong kaum terpinggirkan. Tindakannya itu sama artinya ia memberikan seluruh harta dan hidupnya kepada Allah (43-44). Sebab dua peser itulah satu-satunya harta yang dimilikinya. Renungkan: Ketulusan hati merupakan dupa yang harum dan berkenan bagi Allah. [TG]
Mari memberkati para hamba Tuhan dan narapidana di banyak daerah
|
|
© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org |