Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-sh/2020/03/08 |
|
Minggu, 8 Maret 2020 (Minggu Pra Paskah 2)
|
|
Kerap kali dalam kehidupan ini, kita membutuhkan jaminan. Misalnya, jaminan kesehatan, pekerjaan, hari tua, hukum, status, dan lain sebagainya. Jaminan serasa memberi keamanan bagi kita untuk menjalani hidup. Jika begitu, apa yang menjadi jaminan dalam kehidupan Kristen kalau kita setia mengikut Tuhan Yesus? Setelah mendengar percakapan Yesus dalam perikop sebelumnya, Petrus melontarkan sebuah pernyataan yang mewakili pergumulan hatinya dan murid yang lain. "Kami telah meninggalkan segala kepunyaan kami dan mengikut Engkau, " kata Petrus (28). Pernyataan ini memperlihatkan dirinya siap berkorban dalam mengikut Yesus. Tuhan Yesus mengetahui pergumulan batin para murid. Kemudian, ia memberikan pernyataan yang meneduhkan. Ia mengingatkan sekaligus mengevaluasi mereka. Poin utamanya, Tuhan Yesus ingin mempersoalkan apa yang mendasari para murid mau berkorban? Apakah karena visi tentang Kerajaan Allah atau ada hal lain? Jika dasar dari pengorbanan adalah Kerajaan Allah, pengorbanan itu akan diganti berlipat ganda. Bahkan, lebih dari itu, mereka akan menerima hidup yang kekal (30). Pernyataan Tuhan Yesus sangat penting kita renungkan saat ini. Apa yang mendasari kita berkorban? Benarkah demi Kerajaan Allah? Dalam budaya Indonesia, berbagi bukanlah hal yang sukar. Contohnya, kita memiliki budaya gotong-royong. Kegiatan ini membutuhkan pengorbanan waktu, pikiran, tenaga, dan sebagainya. Jika budaya ini dimaknai dalam pelayanan, kita tidak sukar melihat contoh pengorbanan di gereja. Namun, evaluasi yang tajam diberikan Tuhan Yesus kepada kita. Benarkah pengorbanan kita berdasarkan Kerajaan Allah? Atau, jangan-jangan, itu semua demi kerajaan kita sendiri? Demi harga diri atau supaya kita terlihat sebagai orang Kristen yang baik, misalnya? Apabila motivasi kita benar dalam berkorban, terutama berkorban bagi Kerajaan Allah, kita akan menerima upah kekal. [ARP]
Mari memberkati para hamba Tuhan dan narapidana di banyak daerah
|
|
© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org |