Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-sh/2022/03/08 |
|
Selasa, 8 Maret 2022 (Minggu Pra-Paskah 1)
|
|
Mencermati ulah sebagian manusia zaman ini, mungkin sulit untuk mengatakan bahwa manusia adalah makhluk mulia. Bagaimana tidak, dalam situasi pandemi yang berat ini, masih ada saja orang-orang serakah yang terus mengambil keuntungan yang tidak masuk akal di atas penderitaan orang lain. Fakta ini merupakan sebuah pertanda kalau manusia kehilangan kemuliaannya. Mazmur 8 mengungkapkan jati diri manusia sebagai makhluk mulia. Mengapa pemazmur bisa melihat kemuliaan manusia? Ternyata, status manusia sebagai makhluk mulia tidak bisa dilepaskan dari relasinya dengan Tuhan, Sang Pencipta. Bila manusia sampai mengabaikan relasi ini, kemuliaan dalam dirinya pun otomatis menghilang. Lugasnya, jati diri manusia tidak bisa terpisah dari hubungannya dengan Tuhan. Begitulah pemazmur memahami manusia sebagai makhluk yang dimahkotai kemuliaan sekaligus hormat. Mahkota yang tentu merupakan anugerah dari Sang Pencipta. Hal ini mengingatkan kita pada narasi penciptaan bahwa manusia memang diciptakan menurut gambar dan rupa Allah (Kej. 1:27). Makin jelas bahwa untuk menjadi makhluk mulia, manusia tidak bisa lepas dari eksistensi Sang Pencipta. Di sinilah pentingnya kesadaran bahwa manusia adalah ciptaan yang selalu terhubung dengan Sang Pencipta. Kesadaran akan adanya keterhubungan ini menjadi tempat kemuliaan dan kehormatan manusia. Tanpa adanya hubungan relasional ini, manusia kehilangan kemuliaan sekaligus kehormatannya. Bagaimana cara supaya manusia selalu terhubung dengan Sang Pencipta? Bagaimana supaya manusia tetap menjadi makhluk yang mulia dan terhormat? Tidak ada cara lain kecuali dengan beribadah dan berbakti kepada-Nya. Dengan cara inilah, manusia dapat menjamin keterhubungannya dengan Sang Pencipta. Di sinilah manusia bisa menyatakan pujian hormat dan kemuliaan kepada Tuhan. Melalui ibadah dan perenungan yang mendalam, manusia pada akhirnya juga akan dapat mencintai seluruh alam ciptaan Tuhan. [SZR]
Mari memberkati para hamba Tuhan dan narapidana di banyak daerah
|
|
© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org |