Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-sh/2016/03/09 |
|
Rabu, 9 Maret 2016
|
|
Bait Allah di zaman Yesus merupakan bangunan yang didirikan oleh Zerubabel dan Ezra. Bangunan ini direnovasi dengan megah oleh Herodes pada tahun 20-19 sM. Kemegahan Bait Allah membuat setiap mata terkagum-kagum. Bukan karena luas Bait Allah, melainkan lapisan lempengan emas yang menghiasi seluruh bangunan tersebut. Saat cahaya matahari menyinari bangunan itu, Bait Allah memantulkan cahaya keemasan yang menyilaukan mata. Inilah yang menjadi kebanggaan orang-orang Yahudi. Ketika Yesus melihat kemegahan bangunan Bait Allah, Ia menubuatkan kehancuran Bait Allah (1-2). Ucapan Yesus ditafsir oleh para murid-Nya sebagai tanda akhir zaman (3-4). Yesus tidak melihat peristiwa itu sebagai akhir zaman, melainkan sebagai ciri-ciri zaman akhir. Pertama, munculnya banyak penyesat yang memakai namaNya dan mengaku dirinya sebagai juruselamat (6). Kedua, perang ada di mana-mana (7a, 8a). Ketiga, kelaparan dan gempa bumi akan menimpa umat manusia (8b). Keempat, Injil akan diberitakan dan didengar oleh semua bangsa (10). Jika semua ini terjadi, hal itu merupakan suatu permulaan kesengsaraan datangnya zaman baru, yaitu langit dan bumi baru (8c). Tetapi Yesus menghibur para murid untuk tidak kuatir karena cepat lambat momen itu akan datang (7b). Selain itu, Yesus juga memperingatkan para muridNya untuk mawas diri terhadap Ajaran sesat yang merajalela (5) dan penderitaan yang akan dialami oleh mereka karena nama-Nya (9). Walau mereka menderita, dibenci, dan dibunuh, Yesus memberi jaminan bahwa Roh Allah akan senantiasa menyertai hidup mereka. Bahkan Allah akan mengaruniakan hikmat-Nya pada mulut mereka untuk menyaksikan Kristus bagi orang banyak (11-13a; band. Kis. 7). Lebih dari itu, Yesus berjanji bahwa setiap orang yang mempertahankan iman kepada Kristus dan rela mati demi keyakinan yang dipercayainya, maka hidup kekal menjadi upah mereka (13b). Renungkan: Pertahankanlah iman kepada Kristus berapa pun harganya, maka hidup kekal jadi milik kita. [TG]
Mari memberkati para hamba Tuhan dan narapidana di banyak daerah
|
|
© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org |