Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-sh/2018/03/09 |
|
Jumat, 9 Maret 2018 (Minggu Pra-Paskah 3)
|
|
Para ahli Taurat percaya bahwa Mesias adalah keturunan Daud. Dalam tulisan-tulisan para rabi, Mesias selalu disebut dengan gelar "anak Daud". Yesus pun dipanggil dengan gelar tersebut (lih. Mrk. 10:46-52). Itu bukan hal yang salah, tetapi dalam bacaan hari ini, Yesus tampaknya hendak mengoreksi gelar "anak Daud" yang disematkan kepada diri-Nya. Gelar "anak Daud" bersifat sangat politis. Raja Daud memang sukses sebagai penguasa. Dia berhasil menyatukan seluruh Israel. Sejak masa pemerintahannya, Israel mulai diperhitungkan bangsa-bangsa di sekitarnya. Tidak mengherankan ketika kejayaan Israel merosot, bangsa Yahudi sangat mengharapkan kehadiran keturunan Daud yang akan mengembalikan kejayaan Israel. Sehingga zaman keemasan akan kembali dan bangsa Israel akan diperhitungkan lagi di tengah percaturan politik bangsa-bangsa. Anak Daud yang diidam-idamkan tentu saja merupakan seorang politisi ulung, panglima yang tak terkalahkan, dan raja di atas segala raja. Gelar "anak Daud" menjadi sangat bernuansa duniawi, militer, dan politis. Dengan mempertanyakan perihal gelar "anak Daud", Yesus tentu tidak menyepelekan gelar itu. Kenyataannya, secara hukum Dia memang keturunan Daud karena Yusuf memang keturunan Daud. Namun, gelar itu tidak begitu memadai lagi dan memang tidak tepat! Dengan mengajukan pertanyaan mengenai gelar "anak Daud", Yesus berusaha menyadarkan bangsa-Nya agar mereka meninggalkan pandangan tentang Mesias yang akan membebaskan Israel dari penjajahan Romawi. Ia ingin mereka melihat-Nya sebagai Tuhan dalam hati dan kehidupan manusia. Menurut Stefan Leks, melalui ajakan kasih itu, Yesus sesungguhnya menegur: "Demikian picikkah pemahaman kalian mengenal Allah? Tuan dari Daud mau kalian jadikan sekadar panglima perang saja? O, betapa menyedihkan!" Dengan ajaran ini, Yesus juga mengingatkan kita untuk membebaskan diri dari pandangan sempit mengenai Allah. [YM]
Mari memberkati para hamba Tuhan dan narapidana di banyak daerah
|
|
© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org |