Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-sh/2009/03/10

Selasa, 10 Maret 2009

Markus 10:1-12
Bercerai kita runtuh

Judul: Bercerai kita runtuh
Berita perceraian sering meramaikan program infotainment di televisi kita. Muncullah anggapan bahwa kaum selebritis doyan kawin cerai. Celakanya, masalah ini mulai menggerogoti keluarga Kristen. Lalu perlukah gereja mentolerir perceraian untuk menyesuaikan diri dengan zaman?

Sebenarnya perceraian bukan masalah di zaman modern saja. Pada zaman Musa pun sudah terjadi perceraian. Bahkan orang Farisi percaya bahwa PL mengizinkan pria untuk menceraikan istrinya dan kemudian menikah lagi (ayat 4, Ul. 24:1-4). Yesus membandingkan pandangan orang Farisi dengan pandangan Allah mengenai pernikahan. Allahlah yang membentuk pernikahan, yang merupakan kesatuan antara seorang pria dan seorang wanita. Pernikahan ini menghasilkan sebuah hubungan yang unik, yaitu hubungan "satu daging". Hubungan itu lebih erat daripada hubungan orangtua-anak (band. Kej. 2:24). Pernikahan bukan sebuah kontrak yang berlaku sementara waktu saja dan bukan kesatuan yang dapat dibubarkan begitu saja. Sebab itu adalah salah bila manusia memisahkan suatu kesatuan yang telah dipertautkan Allah. Maka dalam pandangan Allah, tidak ada perceraian. Baik suami maupun istri tidak boleh menceraikan pasangan mereka dan kemudian menikah lagi dengan orang lain. Orang yang melakukan hal itu dianggap berzinah (ayat 11-12).

Kebanyakan pasangan yang ingin bercerai selalu beralasan bahwa mereka tidak cocok lagi atau sudah beda prinsip. Mereka menganggap bahwa bercerai adalah hal terbaik yang dapat mereka lakukan, daripada mereka bertengkar terus, yang akan berakibat buruk pada anak-anak mereka. Bagaimana solusi terhadap masalah demikian? Jangan pernah melihat perceraian sebagai suatu solusi, meski situasinya buruk. Bila demikian, perceraian akan mudah sekali dilakukan. Pertengkaran suami istri memang tidak baik dilihat anak-anak, tetapi perceraian juga akan berakibat buruk bagi mereka. Sebab itu kembalilah pada Dia yang mempersatukan, agar Ia menolong terjadinya pemulihan.

 

Mari memberkati para hamba Tuhan dan narapidana di banyak daerah
melalui edisi Santapan Harian yang kami kirim secara rutin +/- 10.000 eks.
Kirim dukungan Anda ke: BCA 106.30066.22 Yay Pancar Pijar Alkitab.

 

© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org