Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-sh/2017/03/14 |
|
Selasa, 14 Maret 2017 (Minggu Sengsara ke-2)
|
|
Yesus mengajar betapa besar kuasa yang dapat dilakukan seseorang dengan imannya. Bukan kuasa manusia, melainkan kuasa Allah yang tidak terbatas. Dengan berdoa, kita belajar menjaga hati yang percaya dan menyerahkan hidup dalam penyelenggaraan Tuhan. Pohon ara merupakan tanaman yang sangat populer di Israel. Tanda bahwa pohon ara berbuah ialah tumbuhnya daun-daun sehingga dari jauh kerimbunannya sudah terlihat. Ternyata Yesus tidak mendapati buah, melainkan hanya daun-daunnya saja. Kekecewaan tidak mendapati buah diungkapkan dengan perkataan, "Engkau tidak akan berbuah lagi selama-lamanya!" (19) Seketika itu juga keringlah pohon ara itu. Kuasa Yesus sungguh nyata. Yang tidak berkenan kepada-Nya langsung layu mengering seketika. Peristiwa itu membuat para murid belajar untuk melatih iman dan kepercayaan tanpa keraguan kepada Allah. Namun, bukan manusia yang mengerjakannya, melainkan Tuhan sendiri. Pohon buah dipelihara karena diharapkan buahnya. Bila pohon tumbuh besar dan rimbun, namun tidak berbuah tidak ada gunanya. Pohon ara mengering seketika karena Tuhan Yesus tidak mendapati buah padanya. Hidup manusia di dunia seperti pohon yang diharapkan buahnya, bila tidak berbuah lebih baik diganti pohon lain saja. Peristiwa ini juga mengajar murid-murid Yesus bahwa perkataan yang keluar dari keyakinan memiliki kuasa yang besar. Karena itu, tidak boleh digunakan dengan sembarangan. Berdoa memampukan para murid semakin mengerti maksud dan kehendak Allah. Saat kepercayaan itu dinyatakan dalam ucapan maupun tindakan iman, sesuatu pasti terjadi. Iman yang memiliki kuasa Allah haruslah digunakan untuk kebaikan. Kisah Yesus dan pohon ara yang kering menjadi pelajaran sekaligus peringatan bagi orang-orang percaya. Berbalikan dengan kuasa yang membawa kematian, kuasa yang harus diupayakan perwujudannya adalah kuasa yang membawa kehidupan dan keselamatan. [YTP]
Mari memberkati para hamba Tuhan dan narapidana di banyak daerah
|
|
© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org |