Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-sh/2019/03/14 |
|
Kamis, 14 Maret 2019 (Minggu Pra-Paskah 1)
|
|
Menunggu adalah hal yang tidak mudah. Kesabaran dan pengharapan akan saling beradu demi sebuah kebutuhan atau keinginan. Jadi, tidaklah mengherankan kalau banyak orang menyerah karena kurang sabar dalam penantian. Menunggu selalu menuntut kesetiaan dan kepercayaan kepada siapa penantian itu ditujukan. Ketika memanjatkan doa, kita pun dituntut untuk menunggu jawaban dari Tuhan. Cara Tuhan menjawab doa tidak ada polanya. Ada doa yang segera dijawab, namun banyak juga yang membutuhkan waktu panjang. Periode penantian ini adalah masa krusial dalam formasi spiritualitas kita. Ada orang yang sabar menanti karena percaya bahwa Tuhan pasti selalu bersama anak-Nya. Akan tetapi, ada juga yang gegabah dan mulai mempertanyakan kebijakan-Nya. Dalam perjalanan menuju Roma, Paulus menghadapi banyak tantangan dan kesulitan. Pertama, ia berstatus sebagai tawanan (27:1). Selama perjalanan, bahaya selalu mengintai, kapal diombang-ambingkan badai, dan sampai akhirnya rusak (27:9, 20, 41). Ia terancam dibunuh (27:42-43). Bahkan, ia pernah dipagut ular (28:3) serta tiga bulan terdampar di Pulau Malta (1, 11). Akhirnya, Paulus berjumpa dengan jemaat di Putioli dan Roma (13-14). Hatinya sangat bersyukur, terhibur, dan semakin dikuatkan karena pertemuan ini (15). Peristiwa ini adalah jawaban dari doa Paulus. Ia pernah memohon kepada Allah agar bisa mengunjungi jemaat di Roma (Roma 1:10-11). Cara Tuhan menjawab doa Paulus begitu rumit dan berliku-liku. Namun, kita dapat belajar dari Paulus tentang kesetiaan dalam menjalani proses. Ia bergulat dengan getirnya kenyataan dengan sabar dan tekun. Lidahnya tidak pernah melontarkan nada protes kepada Allah. Karakter seperti ini bisa muncul karena kesatuan utuh antara Paulus dengan Tuhan. Dalam segala pergolakan batinnya, Paulus yakin bahwa Tuhan tidak pernah tidur. Jadi, mari kita setia dalam tiap penantian! Doa: Tuhan, ajari kami setia menanti jawab-Mu atas setiap doa kami. [MUL]
Mari memberkati para hamba Tuhan dan narapidana di banyak daerah
|
|
© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org |