Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-sh/2009/03/15

Minggu, 15 Maret 2009

Markus 10:32-45
Kemuliaan salib dan pelayanan

Judul: Kemuliaan salib dan pelayanan
Kedudukan dan kemewahan telah menjadi ukuran keberhasilan seseorang. Tak heran jika banyak orang berusaha memperolehnya meski harus menjatuhkan orang lain.

Hal ini dialami oleh murid-murid Yesus karena tidak paham bahwa kemuliaan-Nya harus melalui jalan salib. Di tengah kecemasan dan ketakutan para murid (ayat 1), Yesus memberitahukan untuk ketiga kalinya bahwa Ia harus menempuh jalan salib yaitu jalan penderitaan. Ia akan diserahkan Allah (lihat Kis. 2:23) ke dalam tangan manusia (Mrk. 9:30). Mereka adalah para pemimpin Yahudi dan orang Romawi yang tidak mengenal Allah (ayat 33). Namun cerita tidak berakhir sampai di situ saja. Ia akan bangkit pada hari yang ketiga. Namun murid Tuhan salah memahami pemberitahuan ini. Mereka menganggap Yesus akan menegakkan kerajaan mesianik di sana. Oleh karena itu mereka meminta kedudukan yang tertinggi dalam kerajaan-Nya (ayat 37). Yesus dengan lemah lembut menunjukkan jalan salib penuh penderitaan, yang akan Dia lalui (ayat 38). Meski mereka akan mengalami penderitaan, seperti Guru mereka, tetapi Yesus tidak berhak untuk memberikan kedudukan kepada mereka (ayat 39-40). Allah akan menyediakan bagi orang yang berkenan kepada-Nya (lih. Why. 11:8, 22:12).

Murid-murid lain tidak berbeda. Mereka juga menginginkan kedudukan (ayat 41; lihat Mrk. 9:34). Yesus mengingatkan mereka agar tidak seperti para pemerintah tirani (ayat 42). Sebaliknya mereka harus jadi pemimpin yang menjadi hamba bagi orang lain, seperti teladan Yesus (ayat 43-44). Ia bukan hanya melayani mereka, tetapi juga memberikan nyawa-Nya menjadi tebusan bagi banyak orang (ayat 44). Inilah paradigma baru tentang pemimpin pelayan dan kemuliaan melalui jalan salib yang harus dipahami dan diterapkan oleh murid-murid-Nya.

Jadi tidak ada kemuliaan tanpa jalan salib dan tidak ada kehormatan tanpa melayani orang lain. Kita yang mau menjadi besar dan terkemuka harus mempunyai hati yang melayani dan mau berkorban. Jangan mementingkan diri sendiri, melainkan layanilah sesama dengan rendah hati.

 

Mari memberkati para hamba Tuhan dan narapidana di banyak daerah
melalui edisi Santapan Harian yang kami kirim secara rutin +/- 10.000 eks.
Kirim dukungan Anda ke: BCA 106.30066.22 Yay Pancar Pijar Alkitab.

 

© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org