Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-sh/2010/03/15 |
|
Senin, 15 Maret 2010
|
|
Judul: Mengenai kemunafikan Pertama, mereka sangat ekslusif di dalam menentukan siapa yang berhak menjadi anggota Kerajaan Sorga (ayat 13). Mereka secara sangat legalistik menentukan siapa yang tahir dan yang najis, apa yang halal dan yang haram. Yesus menilai mereka sebagai berpikiran sempit dan berstandar ganda. Contoh klasik adalah kisah Yesus menyembuhkan orang sakit pada hari Sabat (ayat 12:9-14). Kedua, ahli Taurat dan orang Farisi sangat rakus. Mereka menjarah rumah janda-janda. Mereka tidak malu-malu melantunkan doa yang panjang-panjang di depan umum untuk mengelabui khalayak ramai dari pemerasan dan penjarahan yang mereka lakukan (ayat 14). Mereka mendewakan ritual keagamaan, tetapi mencelakai sesamanya yang lemah. Mereka mencari jiwa bukan untuk dimuridkan, melainkan untuk disesatkan (ayat 15). Ketiga, ahli Taurat dan orang Farisi terjebak di dalam budaya ritual-legalistik yang membutakan mata dan membodohkan mereka di dalam melihat spiritualitas yang utuh. Mereka merasa puas dan merasa benar dengan melakukan ritual keagamaan yang minimalis asal terlihat baik, dan yang bersifat sepotong-sepotong, misalnya dalam hal bersumpah (ayat 16-22), kewajiban memberikan perpuluhan (ayat 23), menghakimi (ayat 24), dan kesucian hidup (ayat 25-26). Mereka mempraktikkan ritual keagamaan yang terpisah dari kehidupan batin yang bersih dan kehidupan sesehari dengan sesama. Kemunafikan mereka adalah hidup yang dipimpin oleh ritual keagamaan yang terpisah dari kehidupan batin yang bersih dan kasih kepada sesama manusia. Bacalah perikop ini untuk diri kita sendiri, bukan untuk orang lain. Dan izinkan Tuhan memeriksa hati kita serta mengawasi pengajaran, tindakan dan perbuatan kita.
Mari memberkati para hamba Tuhan dan narapidana di banyak daerah
|
|
© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org |