Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-sh/2023/03/16 |
|
Kamis, 16 Maret 2023 (Minggu Pra-Paskah 3)
|
|
Mengapa banyak orang mau melakukan kejahatan? Karena kejahatan terasa manis ketika dilakukan. Zofar menyatakan bahwa kemujuran orang fasik tidak akan bertahan dan pada akhirnya mereka akan dihukum Allah. Jika demikian, mengapa orang fasik terus melakukan kejahatan? Rupanya orang suka melakukan kejahatan karena "kejahatan manis rasanya di dalam mulutnya" (12). Tidak mengherankan, orang begitu "menikmatinya serta tidak melepaskannya, dan menahannya pada langit-langitnya" (13). Namun, apa yang tadinya terasa begitu manis, di dalam perut kemanisan itu berubah menjadi bisa ular tedung, yang menyebabkan kehilangan dan kematian (14-16). Itulah mengapa kemujuran orang fasik tidak kekal dan pada akhirnya ia ditimpa kesusahan yang sangat dahsyat (21-22). Kebinasaan orang fasik itu pasti karena Allah yang adil pasti menyingkapkan segala dosa dan menghukum semua orang yang melakukan kejahatan (23-28). Itu adalah ganjaran Allah bagi orang fasik (29). Zofar melihat bahwa banyak orang senang berbuat dosa karena dosa terasa manis. Tetapi, hanya sebentar saja rasa manis itu bertahan, lalu berubah menjadi racun yang menyakitkan dan mematikan. Zofar yakin bahwa hal inilah yang akan terjadi karena Allah yang adil pasti menyingkapkan kesalahan mereka dan menghukum semua orang fasik. Iblis sangat pintar dalam menjebak manusia dengan membuat dosa terlihat begitu menggiurkan dan menyenangkan, sehingga manusia menikmati dosa yang mereka lakukan. Sebelum memakan buah terlarang, Hawa melihat bahwa "buah pohon itu baik untuk dimakan dan sedap kelihatannya" (Kej. 3:6). Perempuan bebal (melambangkan berhala) yang mengundang orang di jalan, berkata: "Air curian manis, dan roti yang dimakan dengan sembunyi-sembunyi lezat rasanya" (Ams. 9:17). Kiranya Bapa, menghindarkan kita dari keinginan untuk melakukan dosa, walaupun kelihatan begitu manis, menarik, dan menyenangkan. [INT]
Mari memberkati para hamba Tuhan dan narapidana di banyak daerah
|
|
© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org |