Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-sh/2008/03/17 |
|
Senin, 17 Maret 2008
|
|
Judul: Penggenapan panggilan Yesus Permulaan drama itu berlangsung di suatu taman (ayat 1). Dengan disertai orang-orang yang dipersenjatai (ayat 3), para pemimpin agama Yahudi mempersiapkan diri untuk menghadapi kemungkinan terburuk. Mereka tentu mengira bahwa Yesus akan melawan atau melarikan diri. Oleh karena itu mereka tidak mau gagal. Namun dugaan mereka salah. Ia bahkan tidak menyembunyikan diri dari orang-orang yang bermaksud menangkap Dia (ayat 4). Jika mereka berharap tidak gagal menangkap Yesus, maka harapan mereka terwujud. Akan tetapi, itu terjadi bukan karena mereka telah merancang suatu strategi penangkapan yang brilian. Bukan juga karena jumlah orang-orang yang dipersiapkan untuk menangkap Yesus begitu banyak. Semua itu terjadi karena memang itulah waktu-Nya Tuhan. Kisah penangkapan Yesus memperlihatkan bahwa Dia sepenuhnya memegang kendali atas situasi yang terjadi saat itu. Bukan tentara Roma, bukan pemimpin agama Yahudi, bukan Yudas, dan tentu saja bukan para murid. Yesus bukanlah korban situasi atau ketidakadilan. Hidup-Nya bukan dirampas dari-Nya, melainkan Ia sendiri yang menyerahkannya. Jelas bahwa penyerahan diri-Nya ke tangan musuh bukan merupakan kekalahan, melainkan ketaatan untuk melaksanakan kehendak Bapa (ayat 11). Ia bersedia tunduk meski sebelumnya meminta agar Allah melewatkan cawan derita itu (Mat 26:39; Mrk. 14:36; Luk. 22:42). Ketaatan dan kerelaan Kristus meneguk cawan derita membuat manusia berdosa dapat menikmati anugerah keselamatan kekal. Bagaimana seharusnya sikap kita sebagai pengikut Dia? Yang jelas jangan seperti Petrus, yang ingin "membela" Tuhan tetapi tidak menyadari bahwa tindakannya tidak sejalan dengan rencana Allah. Petrus malah ingin menyingkirkan cawan yang harus Yesus minum.
Mari memberkati para hamba Tuhan dan narapidana di banyak daerah
|
|
© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org |