Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-sh/2011/03/17 |
|
Kamis, 17 Maret 2011
|
|
Judul: Doa yang didengar Tuhan Yesus memakai perumpamaan hakim yang lalim, yang akhirnya mengabulkan permohonan keadilan seorang janda. Sungguh menarik karena tokoh hakim yang antagonis ini dipakai Yesus untuk menjadi figur pembanding Allah yang adil. Di kesempatan lain, Yesus pernah membandingkan Allah dengan bapak di dunia ini dari sisi positif. Kalau bapak di dunia tahu memberi yang baik kepada anak-anaknya, apalagi Bapa di surga, pasti memberikan yang terbaik! Dalam perumpamaan ini, sang hakim lalim mengabulkan permohonan si janda bukan karena hakim ini memang adil dan membela hak-hak orang tertindas. Hakim ini bertindak karena ia tidak mau disusahkan oleh si janda yang "rewel". Sebenarnya yang si janda minta adalah haknya. Menjadi janda pada masa itu memang merupakan hal terburuk yang dialami seorang wanita. Ia tidak memiliki hak apa pun dalam masyarakat patrilineal. Tak ada keluarga yang melindungi dia. Baik keluarganya sendiri, karena sejak ia menikah ia bukan lagi anggota keluarga orang tuanya; maupun keluarga almarhum suaminya, yang menganggap bahwa dengan kematian sang suami, sang janda bukan lagi bagian, apalagi kewajiban mereka. Hanya kepada satu orang saja si janda itu bisa berpaling, yaitu pada hakim yang berkewajiban membela hak-hak janda. Kalau hakim yang lalim akhirnya terpaksa mengabulkan permohonan si janda, maka terlebih lagi Allah Bapa yang memang mengasihi orang tertindas. Pasti Ia akan membela umat-Nya yang dizalimi. Tuhan mendengar doa yang benar. Saat kita berdoa demi kebenaran Tuhan ditegakkan, Ia pasti menegakkannya demi nama-Nya dan demi kebaikan kita. Saat kita berdoa dengan percaya bahwa Dia adil dan penuh kasih, maka akan terjadilah kenyataan itu dalam hidup kita. Maka jangan pernah meragukan Allah kita, berdoalah dengan tekun dan untuk alasan yang tepat senantiasa!
Mari memberkati para hamba Tuhan dan narapidana di banyak daerah
|
|
© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org |