Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-sh/2007/03/18 |
|
Minggu, 18 Maret 2007
|
|
Judul: Istri siapa? Bukan karena ingin tahu orang Saduki bertanya tentang kehidupan setelah kematian, karena mereka sendiri tidak percaya akan hal itu. Namun mereka tahu bahwa Yesus percaya pada kehidupan setelah kematian. Itu sebabnya mereka mengajukan pertanyaan yang sekiranya dapat mempermalukan Yesus di depan orang banyak. Dengan mengacu pada hukum yang tertera di Ul. 25:5 (28), mereka bercerita tentang seorang wanita yang sampai menikahi tujuh orang bersaudara karena mereka meninggal dunia secara berturut-turut tanpa menghasilkan keturunan (29-32). Lalu siapa yang berhak disebut sebagai suami wanita itu pada hari kebangkitan (33)? Yesus menjelaskan bahwa kehidupan sesudah kematian berbeda dengan kehidupan yang dikenal di bumi (34-35). Juga bukan merupakan kelanjutan dari kehidupan yang dijalani di dunia. Orang-orang beriman akan mendapat bagian dalam kebangkitan dan ambil bagian dalam sifat kekal, yang merupakan natur keilahian Allah. Karena itu tidak perlu lagi melanjutkan keturunan melalui sebuah pernikahan (35). Yesus mengingatkan tentang Musa yang mendengar pernyataan Allah mengenai diri-Nya, yakni bahwa Dia adalah Allah Abraham, Allah Ishak, dan Allah Yakub (37). Jika hidup mereka hanya berakhir di dalam kematian, Allah tidak akan menyebut diri-Nya sebagai Allah mereka. Sebab Ia adalah Allah orang hidup, bukan Allah orang mati (38)! Pengajaran Yesus ini menjelaskan bahwa hanya ada satu momen hidup yang akan berakhir dengan kematian. Tidak ada reinkarnasi! Setelah itu kita harus mempertanggungjawabkan hidup kita di hadapan Allah. Kebangkitan menjadi pengharapan bagi orang-orang yang percaya kepada Allah, Sumber hidup. Jika Allah tetap Allah Abraham, Ishak, dan Yakub sesudah mereka mati, berarti Abraham, Ishak, dan Yakub tetap hidup dan kelak mereka akan dibangkitkan. Kematian tidak dapat memutuskan hubungan kita dengan Allah. Sebaliknya kematian akan menjadi awal hidup kita bersama Allah.
Mari memberkati para hamba Tuhan dan narapidana di banyak daerah
|
|
© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org |