Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-sh/2007/03/19 |
|
Senin, 19 Maret 2007
|
|
Judul: Waspada terhadap kemunafikan! Anak Daud merupakan sebutan bagi Mesias, yang lazim dipakai oleh orang Yahudi. Mereka memang telah lama menantikan kedatangan seorang Juruselamat yang lahir dari garis keturunan Daud, yang dianggap sebagai raja Israel terbesar. Mereka berharap agar Mesias yang dinantikan itu mengembalikan kejayaan bangsa Yahudi pada zaman keemasan pemerintahan Raja Daud. Yesus, Sang Mesias, juga disebut Anak Daud (Mat. 9:27, 12:23, Mrk. 10:47). Yesus menunjukkan bahwa Mesias bukan hanya anak Daud karena Daud juga menyebut Dia "Tuanku" (42-43). Dengan mengutip Mazmur 110:1, Yesus bermaksud menyatakan bahwa orang Yahudi bersikap tidak konsisten terhadap firman Tuhan dalam Perjanjian Lama, yang ditulis oleh Raja Daud sendiri. Kutipan itu tidak mungkin dipahami bahwa Mesias hanya seorang manusia biasa keturunan Raja Daud. Maka bila Raja Daud sendiri mengakui keAllahan Mesias, mengapa para pemimpin agama Yahudi tidak mau mengakui kemesiasan Yesus? Mereka malah membenci Dia, sampai ingin membinasakan Dia! Itulah sebabnya Yesus memperingatkan murid-murid-Nya untuk waspada menghadapi para ahli Taurat. Mereka munafik! Selalu ingin dihormati sebagai orang saleh dan karena itu senang memamerkan "kesalehan" mereka. Padahal sikap hidup mereka jauh dari kesalehan. Mereka tidak memiliki belas kasihan sedikit pun. Bahkan terhadap janda-janda! Tidak heran bila mereka akan menerima hukuman yang lebih berat (47)! Sikap Yesus terhadap kemunafikan para ahli Taurat menjadi peringatan bagi kita, terutama bila kita terhitung sebagai pemimpin rohani di gereja, lingkungan, atau dalam rumah tangga kita sendiri. Keterbatasan kita sebagai manusia memungkinkan kita jatuh ke dalam bahaya kemunafikan yang sama! Oleh karena itu, ujilah diri kita sendiri: apakah terdapat noda kemunafikan di dalamnya? Mintalah Tuhan melindungi kita dari bahaya kemunafikan dan kebusukan rohani.
Mari memberkati para hamba Tuhan dan narapidana di banyak daerah
|
|
© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org |