Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-sh/2013/03/20 |
|
Rabu, 20 Maret 2013
|
|
Judul: Cinta Tuhan = peduli sesama Jawaban Tuhan tersebut tidak akan dimengerti jika kita berpikir bahwa kesetiaan dan pelayanan kita pada Tuhan hanya persoalan yang menyangkut hubungan vertikal kita dengan Tuhan dan tidak ada kaitannya dengan hubungan kita dengan manusia. Sebaliknya, kesetiaan dan pelayanan kepada Tuhan akan terlihat dari bagaimana kita melayani sesama kita. Tentu yang menjadi persoalan di sini bukanlah siapa dan mengapa Tuhan mengidentikkan diri dengan orang-orang yang tidak dipandang itu. Yang mau ditunjukkan oleh Tuhan melalui pernyataan itu adalah bagaimana kecintaan dan kesetiaan kepada Tuhan seharusnya terwujud melalui cinta dan kepedulian kepada sesama. Siapa sesama kita? Tentu sesama tidaklah dibatasi dengan pemahaman "yang sama dengan saya" dalam arti "status sosial yang sama", "agama yang sama", "suku yang sama". Orang-orang yang miskin, bahkan yang paling hina sekalipun adalah sesama manusia juga. Sebagai orang yang dipandang hina, mereka memerlukan cinta kasih dan kepedulian dari orang-orang yang hidup lebih baik dari mereka. Kepedulian kepada sesama, khususnya pada orang-orang yang dipinggirkan dan dipandang hina oleh orang lain adalah cermin dari kesetiaan kepada Tuhan. Cinta yang tulus kepada Tuhan adalah cinta yang kita tunjukkan kepada sesama kita yang menurut kacamata kita tidak layak untuk mendapatkan cinta. Diskusi renungan ini di Facebook:
Mari memberkati para hamba Tuhan dan narapidana di banyak daerah
|
|
© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org |