Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-sh/2018/03/20 |
|
Selasa, 20 Maret 2018 (Minggu Pra-Paskah 5)
|
|
Yesus ingin merayakan Paskah bersama para murid-Nya sebelum penyaliban-Nya. Ia mengutus dua murid ke kota untuk mempersiapkan perjamuan Paskah dengan beberapa pesan. Ternyata semuanya telah disiapkan-Nya dengan saksama. Hal itu membuktikan bahwa Dia mengatur segala peristiwa dan semuanya berada dalam kedaulatan-Nya (12-16). Sewaktu makan Yesus lugas bicara soal pengkhianatan yang akan dilakukan salah seorang murid. Yudas tentu saja mengerti siapa yang dimaksud Sang Guru (18). Apalagi, Yesus kemudian menubuatkan secara spesifik tentang orang yang akan menyerahkan Dia, yaitu orang yang mencelupkan roti ke dalam pinggan yang sama dengan Yesus (19-20). Banyak orang berpendapat, pengkhianatan Yudas adalah cara Allah untuk menyelamatkan manusia. Jika Yudas tidak berkhianat, itu anggapan mereka, maka Yesus tidak akan disalibkan. Pendapat ini jelas salah. Tuhan tidak pernah menetapkan seorang pun untuk mengkhianati Dia. Yesus menegaskan, tanpa pengkhianatan Yudas pun, Ia tetap mati sebagaimana dinubuatkan. Yudas dengan keinginan sendiri menyerahkan Yesus. Sang Guru sudah memperingatkannya. Sayangnya, peringatan dan bukti kasih yang ditunjukkan Yesus dengan makan Paskah-walau Dia tahu Yudas akan berkhianat-tidak membuatnya bertobat. Kekerasan hati membuat ia buta dan tidak peka terhadap suara Tuhan. Yesus mengucapkan kata "celaka" juga bukan untuk mengutuk Yudas, namun untuk menegaskan dengan penuh kesedihan bahwa Si Pengkhianat tetap bersalah. Itu diungkapkan dengan "lebih baik bagi orang itu sekiranya ia tidak dilahirkan" (21). Tuhan tidak pernah menginginkan seorang pun menjadi celaka karena salah jalan. Namun, kita diberi kehendak bebas dalam memilih. Ia hanya memberitahukan konsekuensi setiap pilihan. Kadang ia menegur dengan keras supaya kita tidak salah jalan. Karena itu, jika Tuhan menegur, janganlah kita mengeraskan hati. Sebab itu bukti nyata kasih-Nya! [JEK]
Mari memberkati para hamba Tuhan dan narapidana di banyak daerah
|
|
© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org |