Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-sh/2014/03/21 |
|
Jumat, 21 Maret 2014
|
|
Judul: Menghargai kekudusan Allah Dimasukkannya peraturan ritual ini ke dalam hukum kekudusan dalam berbagai aspek kehidupan sebenarnya menunjukkan dua hal.Pertama, semua peraturan, baik kekudusan dalam ritual (1-10), dalam kehidupan pribadi (11-15), maupun dalam kekudusan hidup sehari-hari (17-26) memiliki keterkaitan erat. Umat harus kudus dalam relasi dengan Tuhan, diri sendiri, dan sesamanya. Kedua, para imam walaupun mendapat tempat khusus dalam pelayanan kepada Tuhan dalam ritual kemah suci, tetaplah merupakan bagian dari umat Tuhan yang harus menjaga diri untuk tetap kudus sehingga layak melayani Tuhan. Peraturan-peraturan dan ritual-ritual ini memang tidak lagi diberlakukan bagi kita pada masa kini. Namun prinsip kekudusannya tetap mengikat kita sebagai anak-anak Tuhan. Ingat, kekudusan kita merupakan anugerah Allah di dalam Kristus. Dia terus menyertai dan memproses kita untuk hidup semakin kudus dan semakin menyerupai Kristus. Maka cara hidup kita di rumah, cara kita beribadah di gereja, dan cara kita bersosialisasi di masyarakat juga harus berpegang pada prinsip yang sama: jagalah dirimu kudus! Selain itu, gunakan hal yang terbaik dalam beribadah, dan berikan hal yang terbaik sebagai persembahan kudus bagi Allah kita yang kudus! Diskusi renungan ini di Facebook:
Mari memberkati para hamba Tuhan dan narapidana di banyak daerah
|
|
© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org |